Peristiwa Tenggelamnya Kapal Onrust
Posted: Selasa, 14 Agustus 2012 by Rusman Effendi inMenjelang Fajar, 22 Nopember 1859, Komandan Van der Velde, Letnan I Bangert, Van Perstel, dan Van der Kop yang ditugaskan memimpin ekspedisi Kapal ‘Onrust’ ke Sungai Teweh guna menemui Tumenggung Surapati untuk sebuah misi penting, yakni membujuk Temenggung Surapati mau membantu mereka mengatasi Pangeran Antasari.
Tumenggung Surapati, keturunan
Dayak Siang yang dipercaya memimpin di daerah di Sepanjang Sungai Teweh itu
berpura-pura setuju, namun dengan maksud terselubung di baliknya. Sementara
empat kakak laki-lakinya ikut berjuang bersama Pangeran Antasari, Diang
Azizah, Putri Haji Ibrahim, orang kepercayaan Temenggung Surapati, mengisi
harinya dengan menjalin hubungan dengan Dayan. Lelaki ini mengaku berasal dari
desa Benangin dan bergabung dengan pasukan perlawanan rakyat yang dipimpin
Pangeran Antasari di sepanjang hulu Sungai Barito.
Dia ditugasi membantu Tumenggung
Aria Patty, tokoh setempat yang juga merupakan kepercayaan Pangeran Antasari.
Sejak berkenalan, Azizah bersimpati kepadanya. Karena selain gagah, dia juga
pejuang, sama seperti kakak-kakaknya. Dayan mengira Temenggung Surapati akan
mau diajak Belanda bekerjasama. Tapi Diang Azizah meragukannya. Dia tahu benar
siapa Temenggung Surapati. Mereka sempat memperdebatan hal ini. Tapi dia merasa
menang ketika mendapat kabar dari ayahnya, bahwa Temenggung Surapati hanya
berpura-pura setuju bekerjasama dengan Belanda.
Maksudnya, agar mereka lengah,
dan saat itu akan digunakan Rakyat Banjar dibawah pimpinan Pangeran Antasari
untuk menyerang Kapal Onrust. Tak disangka Azizah, justru informasi ini yang
ditunggu Dayan darinya. Ternyata dia mata-mata yang dikirim Belanda. Untung,
dia sempat mendengar percakapannya dengan seorang mata-mata lainnya supaya
menyampaikan kabar kepada Tentara Belanda di atas kapal. Dia sempat
membunuhnya. Sementara melenyapkan Dayan tidak semudah perkiraannya karena dia
pernah begitu menyukai lelaki itu. Apalagi dia sakti karena menggunakan baju
yang berajah sehingga tak tembus senjata.
Tapi dengan pertolongan Allah,
sumpit Azizah yang beracun berhasil menusuk lehernya. Sekejap racun itu bekerja
dan membunuhnya. Maka rencana yang telah disusun pun berjalan mulus. Semula
Belanda menerima kedatangan Temenggung Surapati dan pengikutnya di Kapal
Onrust, 26 Desember 1859, dengan ramah. Mereka memamerkan senjata mereka yang
canggih. Tapi saat mereka lengah, ratusan jukung yang dipimpin Gusti mengepung
kapal. Ibon, putra Temunggung Surapati yang selalu mendampingi di sisi sang
ayah memberikan isyarat. Serentak berloncatanlah ratusan prajurit Banjar ke
atas kapal dan menyerang seluruh tentara Belanda. Karena tak menyangka, Pasukan
Belanda kocar-kacir.
Tumenggung Surapati pernah
menjadi sahabat membantu Belanda dalam perdagangan, beliau bahkan pernah pada
tahun 1857 (thn dimana Sultan Adam meninggal) menjamu dengan megah dan ramah
Civiel-gezaghebber dan komandan militer marabahan, akan tetapi setelah disadarinya
Belanda hendak menancapkan kuku abadi penjajahan maka ia menjauhkan diri dari
Belanda dan ikut turun perang Jihad Fisabilillah dibawah pimpinan Sultan
Hidayatullah.
26 Desember 1859 Tumenggung Surapati dengan sebuah perahu besar yg diiringi beberapa perahu kecil tidak beratap, menghadiri undangan komandan kapal perang onrust , Beliau naik kekapal bersama 15 orang pengiring yg terdiri dari keluarga dan punakawan beliau. Perahu2 itu berlabuh diarah hulu kapal .Surapati disambut Letnan Bangert yg pernah tahun 1857 menjadi tamu Surapati. Bersama 4 orang anak dan menantunya Surapati masuk kedalam anjungan kapal yg disengaja disediakan untuk berunding , sepuluh orang punakawan beliau diterima oleh opsir diruangan atas.
Didalam perundingan itu Belanda mengajak Surapati agar dapat membantu Belanda menangkap Panglima2 Perang Sultan Hidayatullah, diantaranya Pangeran Antasari yg telah menjadi salah satu pimpinan perang didaerah Tanah Dusun dan telah menjadi saudara dimana anak beliau menikah dengan cucu Pangeran Antasari. Belanda tidak mengira bahwa Tumenggung Surapati merupakan Panglima Perang Tanah Dusun pula. Perundingan ini memberikan janji hadiah dan bahkan kepadanya diperlihatkan
Komandan Van Der Velde mengantarkan Surapati melihat-lihat meriam, sedang anak-anak Surapati yg mengikuti perundingan diajak oleh Letnan Bangert. Pemuda-pemuda, anak dan menantu Surapati yang mengikuti perundingan merasa curiga !!, mereka telah mendapat kesimpulan betapa kelicikan dan kelicinan Belanda, hendak mengadu mereka dengan saudaranya sendiri, devide et impera, politik mengadu domba !!
Pemuda-pemuda itu tidak dapat bersabar lagi, setibanya Gusti Lias dengan perahu disisi kapal. Ibon anak Surapati menghunus mandaunya dan sambil berteriak memberi tanda amuk, memarangkan mandau itu kepada Bangert yang seketika itu juga jatuh bergelimpang. Mendengar teriakan Ibon ini, cepat laksana kilat Surapati menghunus juga mandaunya dan pertarungan terjadi dengan Van Der Velde , Van Der Velde tidak lama menjadi mayat. Opsir-opsir tentara dan anak buah kapal dikepung oleh anak buah Tumenggung Surapati dan terkurung didalam ruangan kapal. Dari perahu2 dan dari daratan berlompatan ank buah Surapati. Perkelahian terjadi. Opsir-opsir bertempur dengan mempergunakan senjata api diantaranya ada pula yang terjun keair ,merek dengan mudah dibinasakan atau mati lemas.
Pada
peristiwa berdarah itu menewaskan Letnan Bangaert C bersama 50 serdadu marinir
dan 43 anak buah kapal Onrust yang ikut tenggelam setelah salah seorang pejuang
membuka keran air di ruang palka, hingga kapal Onrust tenggelam.
Sebelum ditenggelamkan Tumenggung Surapati melepas meriam-meriam dan menyita persenjataan untuk kemudian dipakai untuk peperangan berikutnya.
Mereka terbunuh dan beberapa
melarikan diri. Kapal Onrust dikuasai. Persenjataan dirampas, dan Onrust
ditenggelamkan. Sampai sekarang, bangkainya masih terkubur di sekitar Sungai
Barito. Kekalahan ini sangat memalukan Belanda. Mereka membalas dengan
membumihanguskan kampung-kampung sepanjang Sungai Teweh, termasuk Desa
Lontontour. Namun rakyat sudah mengantisipasi datangnya serangan balasan.
Sebagian besar penduduk sudah diungsikan ketika Belanda menyerbu dan mengobrak-abriknya.
Haji Ibrahim dan keluarganya mengungsi, mengikuti pergerakan Temunggung
Surapati dalam mendukung perjuangan Pangeran Antasari. Diang Azizah akhirnya
diizinkan bergabung dengan pasukan wanita yang dipimpin Ratu Zaleha. Dia
dikenal sebagai pejuang wanita bersenjatakan sumpit beracun.
Setelah lebih dari seabad akhirnya ditemukan posisi koordinat secara astronomis bangkai kapal Onrust di Sungai Barito itu berdasarkan hasil
survei Tim Balai Arkeologi Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), pada
September 2006, yakni berada pada Lintang Selatan (LS) 00. 56 derajat 57.4
detik dan Bujur Timur 114 52derajat 32.7 detik atau sekitar 2,2 kilometer arah
hilir atau selatan kota Muara Teweh.
Dari hasil surve dan menghimpun
sejumlah nara
sumber dari warga setempat, ia mengemukakan, fisik kapal pecah menjadi dua
bagian dan pada posisi yang diketahui koordinatnya itu merupakan bagian haluan
hingga badan kapal ke belakang sepanjang 18.40 meter. sedangkan, bagian lainnya
sekitar 300 meter arah hilir dari titik kapal yang ditemukan itu.
Sementara itu, berdasarkan data
dari Museum Perkapalan Belanda (Scheepvaart Museum Amsterdam) disebutkan kapal
Onrust merupakan kapal uap Belanda yang dibuat pada tanggal 15 September 1845
dengan panjang 24 meter, lebar empat meter dan luas kapal di dalam air 1,15
meter dengan daya mesin uap 70 tenaga kuda (PK).
-oOo-
Sumber gambar : wikipedia netherland
Ratu azizah pangeran antasari dan pangeran2 ratu2 yng lain aku sebagai rakyat muara teweh bangga akan perjuangan kalian.
Kalau tidak ada kalian semua sampai sekarang kami masih dijajah.
Sekali lagi terimakasih bnyak.
semangat lotung tuor.
illa arawahi khususan muslimin n muslimat.
Amin