Miniatur Rumah Adat Banjar

Miniatur Rumah Adat Banjar
Menerima Pesanan Pembuatan Miniatur Rumah Adat Banjar Hubungi RUSMAN EFFENDI : HP. 0852.4772.9772 Pin BB D03CD22E


Berbagi ke

Asal Usul Nama Batu Mandi

Posted: Rabu, 13 Mei 2015 by Rusman Effendi in
0

Desa Batumandi terletak di Kecamatan Batumandi, Kabupaten Balangan, Kal-Sel. Dahulu kala, tersebutlah sebuah kampung yang tidak begitu banyak penduduknya, konon kampung itu masih dibawah kekuasaan pemerintahan kerajaan angkawaya yang terletak didalam hutan, sekarang orang lebih mengenalnya dengan sebutan hutan tabur, tempat ini berada kurang lebih 1 kilometer dari pusat kecamatan batumandi sekarang. Sebagaimana cerita dari mulut kemulut dan juga yang sering kita dengar dari para tetuha dahulu, bahwa zaman dahulu binatang, tumbuhan dan benda-benda itu bisa berbicara dan bahkan bias berinteraksi layaknya manusia seperti kita.

Di daerah hutan Tabur Pahajatan itulah cerita ini bermula. Dahulu, penduduk setempat sering melihat batu-batu yang bersih dan sangat indah yang berada di sungai yang deras. Sungai itu tidak pernah kering walaupun kemarau panjang berbulan-bulan. Saat musim kemarau, batu-batu di sungai itu sangat indah berjejer rapi dan membuat setiap orang yang kesana ingin berlama-lama menikmati keindahan dan kesejukan air sungainya.

Menariknya, walau batu-batu itu berada ditengah psungai namun ketika datang musim hujan dan air seharusnya meneggelamkan batu itu, tetapi batu-batu tersebut tetap kelihatan di permukaan air, seakan-akan batu itu mengapung diatas derasnya aliran sungai.
Pernah di satu senja ketika matahari akan terbenam, seorang yang laki-laki setengah baya, yang bernama Ulak Amat dengan langkah tergesa-gesa menuju sungai di kawasan hutan tabur pahajatan dengan niat untuk mandi, tetapi 20 meter sebelum sesampainya di sungai, ulak Amat bingung dan kaget, dia mendengar suasana sungai yang sangat ramai dengan percakapan beberapa suara, dengan sangat hati-hati Ulak Amat mengintip kearah sungai lewat semak-semak yang rindang. Namun, lagi-lagi dia bertambah bingung, tak ada satupun manusia yang ada di pinggir sungai itu, baik yang sedang mandi ataupun yang sekedar bercakap-cakap. Dengan rasa penasaran bercampur takut, ulak Amat berguman didalam hatinya
aneh dan ajaib, bagaimana mungkin tidak ada manusia ditempat ini tetapi banyak sekali suara seperti sedang bercapak-cakap
Tersadar dari lamunannya, ulak amat lalu kembali berkonsentrasi memperhatikan apa yang sedang terjadi dihadapannya.

Dengan detak jantung Ulak Amat kembali bedegup kencang ketika sepasang matanya memperhatikan empat buah batu sebesar buah kelapa yang saling berdekatan itu mengeluarkan suara layaknya manusia, mereka bercakap-cakap:

Batu 1:
Hai, sudahkah kalian mendengar bahwa raja dan prajurit angkawaya akan melaksanakan sesembahan di sungai kita ini?

Batu ke 4 menyahut :
Belum ada, benarkah apa yang engkau katakan itu?

Batu ke 3 ikut bicara :
Yakami tidak ada mendengar informasi bahwa akan diadakan acara penyerahan sesembahan itu.

Batu 1 kembali berkata:
 Yamungkin dalam waktu dekat akan dilaksanakan, ayo sekarang mari kita teruskan membersihkan tubuh kita.

Batu 2 ikut bicara:
Baik, mari kita teruskan. Mendengar percakapan itu, makin yakinlah ulak Amat, bahwa tempat yang dia datangi untuk mandi itu bukanlah sembarang tempat, tetapi tempat yang sangat dihormati oleh kerajaan ghaib angkawaya. Sadar dengan hari yang sudah semakin senja, ulak amat bergegas pulang menuju perkampungan dan melupakan tujuannya untuk mandi dan menikmati kesegaran air sungai tabur pahajatan tersebut.

Sesampainya di perkampungan,ulak amat bergegas menuju tempat orang kampong berkumpul dan menceritakan pengalaman aneh yang dia temui ketika akan mandi di sungai tabur pahajatan, orang kampong pun terkejut, ada yang percaya, ada yang merasa takut untuk ketempat itu, namun ada pula yang penasaaran ingin membuktikan apa yang dikatakan oleh ulak amat.

Senja keesokan harinya, 2 orang pemuda yang bernama Udin dan Adul berangkat menuju tempat pemandian yang dikatakan ulak amat, 2 pemuda ini memang orang yang mudah penasaran dan tidak penakut, mereka ingin membuktikan apa yang sudah mereka dengar. Tepat ketika matahari hamper tebenam, mereka bergegas menuju tempat tersebut. Saat semakin dekat dengan sungai, mereka sayup-sayup mendengar percakapan banyak orang di sungai tersebut, mereka kemudian mengintip dan menyaksikan batu-batu yang ada di sungai itu berbicara bahkan ada yang tertawa, sadarlah mereka dengan apa yang terjadi dan ternyata apa yang dikatakan oleh ulak amat bukanlah suratu kebohongan, dengan sangat hati-hati mereka kembali ke perkampungan dan menceritakan apa yang baru saja mereka alami.

Kini penduduk kampong sadar bahwa tempat pemandian yang sering mereka gunakan adalah tempat yang angker dan penuh misteri, sebagian mereka ada yang tidak berani untuk meraktifitas di sungai itu dan sebagian lainnya tetap ke sungai itu untuk berkatifitas seperti mandi, mencuci dan sebagainya. Ketika jumlah penduduk kampung bertambah banyak, masyarakat lalu bermusyawarah untuk memberi nama kampung mereka, singakat cerita, mereka lalu menyepakati nama baru bagi kampung mereka, yaitu: Batumandi.

Sekarang Batumandi sudah berubah menjadi tempat yang sangat ramai dan cukup padat penduduknya, dan cerita ini secara turun temurun dan dari generasi ke generasi tetap menjadi santapan enak, baik menjelang tidur maupun sekedar cerita melepas lelah.

Sumber : http://lazuardibtm.blogspot.com/2013/02/cerita-asal-muasal-penamaan-desa.html?m=1

0 komentar: