Miniatur Rumah Adat Banjar

Miniatur Rumah Adat Banjar
Menerima Pesanan Pembuatan Miniatur Rumah Adat Banjar Hubungi RUSMAN EFFENDI : HP. 0852.4772.9772 Pin BB D03CD22E


Berbagi ke

Menelusuri Jejak Puteri Mayang Sari

Posted: Kamis, 14 Mei 2015 by Rusman Effendi in
0

Batu nisan Putri Mayang Sari, anak Raja Mata Habang atau yang dikenal dengan Sultan Suriansyah terdapat di wilayah Barito Timur. Mengapa seorang putri dari Kerajaan Banjar dimakamkan di Desa Jaar, Tamiang Layang? Berikut hasil penelusuran wartawan Tabengan.

Pada abad XIV-XV, di wilayah Barito-sekarang Kabupaten Bartim konon, keturunan Dayak terbagi atas Dayak Kampung Sepuluh, Benua Lima, Lawangan, dan Paju Epat. Di antara keturunan Dayak, ada garis silsilah yang disebut Uria atau orang kaya terhormat.
Garis Uria ini tidak jatuh pada keturunan Dayak Kampung Sepuluh, Lawangan, atau Paju Epat, melainkan Dayak Benua Lima. Keturunan Uria terdiri dari dua orang Dayak Benua lima yang bernama Uria Mapas Negara dan Uria Rinyam.

Keduanya hidup akur, rukun, dan damai hingga suatu hari terjadi perselisihan paham kepercayaan masalah anutan dalam adat-adat Kaharingan. Uria Rinyam kemudian bermukin di wilayah Kampung Dayak Paju Sepuluh--sekarang Desa Dayu, Kecamatan Karusen Janang--dengan membawa adat-istiadat kepercayaan walaupun ada beberapa benda pusaka yang sama dan kesamaan adat, seperti Abeh dan Batu Maruken.
Seto Lansai (76), juru kunci makam Putri Mayang Sari, Senin (10/1), menceritakan, setelah tumbuh besar di Kampung Dayu, Uria Rinyam yang memiliki wajah rupawan merantau dan bekerja di Kerajaan Banjar di Kayu Tangi--sekarang Kota Banjarmasin, Kalsel--.


Uria Rinyam kemudian dipercaya Raja Banjar Sultan Suriansyah, sebagai pembantu/pengawal kerajaan, karena pengabdian yang setia kepada Raja Banjar. Namun, kepercayaan buyar seketika setelah mengetahui istrinya memiliki hubungan khusus dengan Uria Rinyam.



Ratu Banjar takjub melihat ketampanan Uria Rinyam. Demikian halnya Uria Rinyam, tidak tahan dengan godaan istri sang raja. Kala itu, Sultan Suriansyah memang sering berpergian ke berbagai daerah di hulu Barito karena urusan kerajaan. Lantaran sering ditinggal itulah, Uria Rinyam dan Ratu Banjar mendapat kesempatan untuk berbagi kasih.

Sampai suatu hari, Uria Rinyam mendapat kabar Raja Banjar ingin pulang dari Puruk Cahu ke kerajaannya. Mendengar kepulangan sang raja, Uria Rinyam pun bertolak pulang ke Dayu, tempatnya tumbuh dan besar. Tapi sesampainya di Sungai Barito wilayah Hulu Marabahan, Uria Rinyam berpapasan dengan Sultan Suriansyah dan saling berjabat tangan. 


Saat itulah Raja Banjar mulai memendam murka pada Uria Rinyam.
Pasalnya, sang raja mencium bau harum minyak wangi Setambol dari tubuh Uria Rinyam yang biasa dipakai istrinya. Konon, minyak wangi yang biasa dipakai istri Raja Banjar itu bisa tercium dari kejauhan 3km. Sultan Suriansyah hanya bisa memendam amarah. Ia belum memiliki bukti-bukti yang kuat. Setibanya di rumah, sang raja memanggil istrinya untuk bercerita jujur mengapa sampai bau minyak wangi Setambol bisa menempel di tubuh Uria Rinyam.

Kendati sempat berusaha mengelak, istri Raja Banjar akhirnya membuka rahasia. Ia mengakui memiliki hubungan khusus dengan Uria Rinyam secara diam-diam. Hal tersebut membuat Raja Banjar terbakar amarah. Istrinya kemudian diungsikan. Sedangkan Uria Rinyam menerima Patok Bekaka, sebuah patung yang memiliki lambang dengan simbol ukiran khusus sebagai pesan dari Sang Raja.

Uria Rinyam diperintahkan segera datang ke Kerajaan Banjar dengan mencukur rambut, karena akan diangkat menggantikan kedudukan Raja Banjar. Tapi, Uria rinyam memiliki firasat buruk. Sebelum berangkat, dia bertapa untuk mendapatkan kabar apa yang akan terjadi. Ternyata, kabar yang diterimanya, rencana pembunuhan oleh sang raja. Uria segera ‘melihat’ tali kehidupannya. Benar saja, tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan berumur panjang. Singkat kisah, ia tewas dipancung di Kerajaan Banjar.

Mendengar kabar adiknya tewas, Uria Mapas Negara, kakak kandung Uria Rinyam yang tinggal di sebuah kampung bernama Lubuk Kajang di Desa Jaar berniat membalas dendam. Uria Mapas lantas pergi dengan sebilah mandau bernama Langsar Tewomea yang berarti haus akan darah, lapar akan daging. Ia juga membawa sebatang halu (kayu penumbuk padi) pusaka keluarga.

Uria Mapas berlabuh mengikuti alur Sungai Tabalong tembus ke Sungai Banjar sekarang Sungai Martapura hanya menggunakan kumpai (rumput ilalang) yang dirakit menjadi sebuah perahu besar.

Ia bertekad, di mana kumpai yang dinaikinya itu tertambat, di daerah itulah dirinya memulai perang.

Ternyata, kumpai yang dinaikinya tertambat di sebuah rawai (tempat kurungan ikan) daerah Hulu Marabahan. Di situlah Uria Mapas memulai amukannya dengan menghabisi separuh dari warga Kerajaan Bakumpai, salah satu daerah milik Kerajaan Banjar.

Mendengar hal itu, Raja Banjar mengirimkan pesan Patok Bekaka yang berisi permintaan agar Uria Mapas mau berdamai. Ajakan itu kemudian diterima oleh Uria Mapas. Dalam pesannya, Raja Banjar bersedia memberikan anaknya, Putri Mayang Sari, sebagai pengganti adik Uria Mapas yang tewas.

Sejak itulah, Uria Mapas dan adik angkatnya Putri Mayang Sari hidup di Lubuk Kajang di Desa Jaar, Tamiang Layang.

Dia sangat menyayangi adik perempuannya yang cantik itu. Hingga suatu hari, Putri Mayang mandi di Sungai Lubuk Kajang dan mulai sakit-sakitan. Di tempat itulah sang putri kemudian meninggal dunia. Putri Mayang Sari meninggal pada usia 30 tahun dan masih perawan. Dia dilahirkan di Banjar pada Hari Arba (Rabu) tahun 1585 dan wafat pada Hari Arba pula, tahun 1615. Sekitar 13 tahun kemudian, Uria Mapas yang dilahirkan tahun 1569, kemudian wafat tahun 1628.

Dari cerita secara turun-temurun, Seto Lansai menuturkan, Putri Mayang Sari memiliki wajah cantik rupawan serta memiliki rambut nan panjang. “Jika sang putri selesai mandi dan sudah tiba kembali di rumah, rambutnya masih berada di sungai tersebut,” kisah Seto.

Keterangan :
1. Photo Nisan Puteri Mayang Sari
2. Photo Puteri Mayang Sari yang biasa di jual di Candi Agung Amuntai
3. Batu Peninggalan Puteri Mayang Sari berlafaz Al-Qur'an

Kisah Cinta Abdullah Teladan dan Siti Misbah

Posted: Rabu, 13 Mei 2015 by Rusman Effendi in
0


Menurut kisah cerita ini terjadi pada tahun 1973, di kampung keramat, kampung melayu  Martapura, namun belum diketahui kebenarannya.

Ada sebuah keluarga kaya beliau bernama H. Saleh dan istrinya bernama Hj. Rahmah mereka mempunyai anak semata wayang yang bernama St. Misbah. Pada saat itu tidak ada yang tidak kenal dengan yang namanya H. Saleh, karena selain terkaya di sana, beliau juga seorang Tuan guru, beliau seorang alim ulama

Di lain cerita, di Malaysia hidup seorang janda yang di tinggal mati suaminya yaitu Raudah, mempunyai seorang anak yang bernama Abdullah Teladan. .mendapat warisan dari almarhum ayahnya sebuah kebun yang luas untuk bekal hidup mereka berdua. Hidup mereka serba kekurangan, tanah yang di jual tak laku-laku Raudah memutuskan untuk berangkat ke Martapura untuk mengadu nasib disana tanah warisanpun dititipkan kepada orang yang di percayainya.

Singkat cerita:

Berangkatlah Raudah dan anaknya Abdullah Teladan menuju martapura, tiba di Banjarmasin Raudah pun berkata kepada anaknya si Abdullah yang berumur 6 tahun

Raudah : Abdullah anakku, kita sekarang hidup di tanah orang nak jangankan keluarga, sebatang jarum pun kita tak punya maka pandai-pandai lah kita membawa diri kita nak.

Iya Bu .." kata Abdullah
Tanpa sengaja bertemu H. Saleh disana H. Saleh iba melihat keadaan mereka.. .mereka berdua pun di ajak oleh H. Saleh untuk tinggal di tempatnya sambil bekerja menjaga dan merawat kebun H. Saleh yang luas. Maka di buatkanlah sebuah gubuk di tengah kebun sekitar 1 km dibelakang rumah H. Saleh Tidak terasa 2 tahun sudah berlalu, Abdullah Teladan pun berumur 8 tahun sudah bisa banyak untuk membantu ibunya Tercerita H. Saleh dan H .Rahmah di rumahnya sedang ngobrol berdua.

H. Saleh : Sekarang anak kita St. Misbah sudah berumur 6 tahun, Bapak rasa sudah cukup umurnya untuk sekolah.
H .Rahmah : Saya khawatir Pak, sanggupkah anak kita ke sekolah dengan menyeberangi sungai Martapura yang begitu deras arusnya ..?? Hanya dengan sampan kecil.. ?
H. Saleh pun berfikir sejenak bagaimana caranya??? .. kemudian membuka lagi pembicaraan.
H. Saleh : Begini saja Bu ... Raudah itu kan mempunyai seorang anak laki 2 yang lebih besar dari anak kita, bagaimana kalau kita angkat menjadi anak kita juga ..kita sekolah kan dia untuk menemani St. Misbah . .."!?!

Sepontan Hj .Rahmah menjawab :" Jangan Pak.
" Kenapa Bu?" H. Saleh bingung.
Hj. Rahmah : Raudah itu orang susah pak tidak bias kita salah bicara, dia akan tersinggung apalagi kita mau mengambil anaknya. ..!
H. Saleh :"Pokoknya Saya jamin Bu ..saya yang akan bicara, ibu diam saja semua akan berjalan mulus.."! H. Saleh meyakinkan.

Singkat Cerita :
Berangkatlah H . Saleh kegubuk Raudah dan Abdullah ,
" Assalamu'alaikum" H. Saleh Memberi salam
" Wa' alaikum salam" Ooh Pak Haji, Jawab Raudah dan Abdullah.
" ..Maksud kedatanganku kemari ingin mengundang kalian makan malam dirumahku, untuk mempererat tali silaturrahim. ."kata H. Saleh
" ..Terima kasih Pak Haji, suatu kehormatan bagi kami, Insya Allah kami datang .. "jawab Raudah.
Malamnya mereka makan malam bersama ..selesai makan, Raudah dan anaknya di ajak H. Saleh keruang tamu. H. Saleh pun membuka pembicaraan , dia jmengutarakan semua maksud hatinya untuk mengangkat Abdullah menjadi anak mereka.. untuk menemani St. Misbah ke sekolah dan di sekolahkan bersama-sama.

Raudah pun sangat berterima atas maksud yang di utarakan H. Saleh, karena jangankan untuk memasukan anak ke sekolah untuk makan sehari-hari pun hanya mengharap pemberian H. Saleh  Akhirnya disekolahkan lah Abdullah dan St .Misbah di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, Setiap hari naik sampan berdua menyeberang sungai Martapura.

Singkat cerita : St. Misbah menjadi seorang wanita cantik, banyak yang tergila-gila disekolahnya setiap sore temannya silih berganti datang ke rumahnya dengan berbagai alasan supaya bisa bertemu St. Misbah.
H. Saleh hanya geleng-geleng kepala, mengerti apa maksud anak-anak yang sering ke rumahnya. Tidak terasa 10 tahun sudah berlalu , Abdullah berumur 18 tahun, dan Misbah 16 tahun.
H .Rahmah bicara pada H . Saleh :" Pak.. .Saya rasa sudah cukup bekal Misbah , sekolah selama 10 tahun .."
H. Saleh pun setuju dengan saran istrinya, akhirnya diputus lah sekolah St. Misbah. Dengan demikian otomatis Abdullah akan berhenti sekolah juga..
Setelah 10 tahun tinggal di rumah H. Saleh , maka kembalilah Abdullah tinggal bersama ibunya di gubuknya.
Hari berganti minggu , minggu berganti bulan, bulan berganti tahun lama tidak bertemu Abdullah Teladan dengan St. Misbah  Setiap Ba'da Ashar St .Misbah duduk dekat jendela, termenung, menatap ke sebuah gubuk di tengah kebun, Sambil menangis.. Setiap hari seperti itu, entah apa yang di fikirkannya ...mukanya sudah pucat karena jarang makan. .. H. Saleh dan istrinya pun bingung kenapa anak mereka seperti itu. .?!
H. Saleh terdiam, kemudian berkata : ".. Saya tau
Bu ..!! Saya ingin membuka tabir rahasia anak kita ini
Bu .." Apa yang selama ini telah menyiksa Bathinnya.

Dikisahkan : Yang dialami oleh Abdullah Teladan sama seperti Siti Misbah. setiap ba' da Ashar, Abdullah teladan duduk di depan pintu, memandang jauh kedepan ke sebuah rumah yang cukup besar, kemudian dia menangis , begitulah yang di alaminya setiap hari.
Abdullah : "Kenapa hatiku seperti ini.. oh St Misbah .."
Raudah ibu Abdullah tahu apa yang tengah terjadi pada anaknya itu. ..dia pun berkata pada Abdullah.

Raudah : " Abdullah Anak ku ..Kita ini orang susah
Nak. .Tidak akan mungkin Emas , intan berlian beremban tembaga. .
Abdullah : "Tidak Bu ..Kalau benar-benar rezeki musang, tidak mungkin sampai di makan elang .. "
Raudah : "Jangan Nak ..Apa nanti yang akan di lakukan H. Saleh ketika tahu semua ini..beliau sudah seperti keluarga kita sendiri , beliau sudah banyak membantu kita hingga saat ini.. "
Abdullah hanya terdiam Kemudian di lain cerita, H. Saleh dan H. Rahmah istrinya sibuk memikirkan bagaimana caranya mengungkap tabir rahasia St. Misbah anak semata wayang mereka itu. Hingga suatu hari dipanggil lah St. Misbah oleh H. Saleh. .H. Saleh langsung memancing pembicaraan ..
H. Saleh :Bagaimana keadaan teman-teman mu yang sering main kesini Nak , lama mereka tidak pernah kesini lagi setelah kamu berhenti sekolah.
St. Misbah : Alhamdllah mereka sehat Pak.
H. Saleh ini seorang tuan guru jadi beliau juga mengerti masalah ilmu kejiwaan. Jadi satu persatu semua keadaan temannya ditanyakan pada St. Misbah. H. Saleh memperhatikan raut wajah anaknya, tapi tidak ada satupun di antara nama-nama itu yang merubah raut wajah St. Misbah.
H. Saleh pun mulai bingung apa sebenarnya yang terjadi pada anaknya yang membuatnya selalu
termenung setiap sore.  kemudian H. Saleh teringat pada anak angkatnya, tidak lain tidak bukan yaitu Abdullah Teladan, H. Saleh pun kemudian berkata pada St. Misbah.
" Tolong Nak, panggilkan Abdullah Teladan kakak angkatmu. .sudah lama Bapak tidak bertemu
dengannya .. " Kata H. Saleh

Tanpa bicara, pada saat itu juga St. Misbah langsung berdiri, berlari menuju gubuk Abdullah Teladan, Selendangnya yang terjatuh pun tidak di hiraukannya lagi H. Saleh pun terkejut melihat sikap St. Misbah.
H. Saleh berkata pada istrinya : "Ternyata Abdullah Teladan orangnya. Malam ini kita berangkat ke Martapura, Saya punya rencana Bu .."
H .Rahmah : "Kenapa Pak. .? Terus rumah kita bagaimana, nanti di bobol maling.
H. Saleh : "Kan ada St. Misbah , rencananya ku minta Abdullah menemaninya malam ini... "
H .Rahmah pun langsung protes ...
H .Rahmah : "Tidak Pak, itu sama saja kita menaruh umpan di mulut buaya..habis dimakannya anak kita .. "
H. Saleh : Pokoknya Ibu jangsn khawatir Saya yang akan bermain, apabila Abdullah macam-macam maka habis juga dia kubunuh malam ini , malam ini kita berangkat. ."
H .Rahmah pun akhirnya menurut saja dengan permainan H. Saleh.

Diceritakan:
St. Misbah yang menuju gubuk Abdullah Teladan. Pada saat itu Abdullah di dalam gubuknya mendengar suara langkah kaki.. dia pun bergumam dalam hati
" Sepertinya aku mengenali suara langkah ini, jangan -jangan ... ????" Begitu gumamnya bercampur deg-degkan an.
Setapak demi setapak, semakin lama suara langkah itu semakin dekat ...dan kemudian:
" Assalamu'alaikum. !!" Terdengar suara lembut memberi salam jAbdullah sangat mengenali suara itu.. siapa lagi kalau bukan ..??????
" Wa' alaikum salam.. " sahut Abdullah dan ibunya serentak.

Bergegas Abdullah dan ibunya keluar . Abdullah menjumpai seraut wajah cantik yang selama ini menghantui pikirannya , sedang berdiri di depan pintu gubuknya.
Abdullah : Oh. .ternyata Adikku St. Misbah ada apa gerangan dirimu sampai kesini tentunya sangat penting .. ??
St. Misbah : Betul kakak ku Abdullah, Aku kesini untuk menemui kakak, Bapak ingin bertemu kakak sekarang juga ..!!!

Abdullah dan Ibunya saling tatap. ..ada apa gerangan dia dipanggil
Abdullah : Baiklah, sekarang kita berangkat.

Diceritakan : Berangkatlah Abdullah Teladan dan
St. Misbah menemui H. Saleh. Sesampai disana H. Saleh pun mengutarakan maksudnya. .
H. Saleh : Abdullah ... malam ini aku dan H .Rahmah mau berangkat ke Martapura ada undangan dan menginap disana.. St. Misbah sendirian di rumah, jadi maksudku kamu yang menemaninya malam ini .."
Belum sempat Abdullah menjawab perkataan itu, dengan sigap St. Misbah memotongnya.
St. Misbah : Berapa lama Bapak menginap di sana. ??
H. Saleh : 1 malam saja. .memangnya kenapa ?
St. Misbah : 2 atau 3 malam juga tidak apa 2 Pak, !?
Kata St. Misbah sambil tersenyum lirih. H. Saleh pun hanya geleng-geleng kepala mendengar perkataan anak semata wayangnya itu ...H . Saleh sangat mengerti maksudnya.

Abdullah : Baiklah Pak, Malam ini saya akan menemani St. Misbah, tapi saya memberitahu Ibu saya dulu, sebelum maghrib nanti saya akan kesini lagi .. ?!
H. Saleh : Baiklah .. beritahulah ibumu.. dan juga nanti sebelum maghrib, hewan ternak  masukkan ke kandangnya ..dan jangan lupa pintu, jendela di kunci .. dan St. Misbah nanti siapkan makan malam untuk kakakmu Abdullah
Abdullah + St Misbah : Iya Pak..??

Maka pulanglah Abdullah untuk memberitahu ibunya
Abdullah : Bu.. H. Saleh minta nanti malam saya menemani St. Misbah di rumahnya, H. Saleh dan H .Rahmah menginap di Martapura..
Raudah : Iya Nak.. .tapi ingatlah anakku , jangan sampai kau nodai kepercayaan H. Saleh . ..
Abdullah : Saya akan selalu ingat dan jaga itu Bu ...!!

Malam ini kesempatan saya mengungkapkan semuanya Bu. ., buka kulit nampak isi mengungkap
tabir rahasia hatiku kepada St. Misbah .. .!!
Raudah : Kamu jangan berfikiran yang macam-macam Nak, kita ini orang susah. .hidup pun menumpang dengan H. Saleh.
Abdullah : Tidak Bu. ..pokoknya malam ini Saya akan ungkapkan semuanya ... jikalau cintaku berbalas, Alhamdulillah Saya sangat bahagia. ..tapi jikalau cintaku bertepuk sebelah tangan , Mungkin besok saya akan mati Bu. .!!

Ibunya pun langsung menangis mendengar ucapan anaknya itu. .dan akhirnya Abdullah pun ikut
Menangis.

Singkat Cerita :
Setelah ba 'da Ashar, berangkatlah Abdullah menuju rumah H. Saleh yang jaraknya kurang lebih 1 km dari gubuk Abdullah dan Ibunya.setiba di sana, Abdullah langsung mengumpulkan hewan ternak untuk di masukkan ke kandangnya karena hari mulai gelap. Tidak terasa maghrib pun tiba, terdengar suara Adzan berkumandang. Abdullah pun segera mengambil wudhu untuk menunaikan sholat maghrib.

Diceritakan :
Abdullah hendak melaksanakan sholat di kamar tempat iya dulu tinggl selama 10 tahun. pada saat hendak mengangkat takbiratul ihram.
St. Misbah menegurnya : Tidak kah sholat berjemaah itu lebih baik ..kenapa kakak tidak berjemaah denganku.. .?? hati Abdullah pun berdegup kencang benar sekali yang di katakan St. Misbah ..dan kapan lagi dia bisa sholat berjemaah dengan St. Misbah kalau bukan malam ini. ..??!
Abdullah pun membatalkan takbirnya saat itu mereka hanya berdua di rumah ..agar tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan Abdullah tetap menjaga etika, dia sangat mengerti ilmu agama.. Kebetulan kamar mereka bersebelahan, maka Abdullah teladan membukan pintu kamarnya dan menyuruh St. Misbah membuka pintu kamarnya juga, sholat berjamaah pun dilakukan di kamar masing-masing tanpa harus berdekatan. Selesai sholat Abdullah teladan berdo'a yang di ikuti oleh St. Misbah , yang salah satu do' anya berarti :
" Yaa Allah , kumpulkan lah aku dengan St. Misbah seperti kau mengumpulkan Adam dan Hawa. .."
Amiiin. ." sahut St. Misbah
" Yaa Allah , kumpulkan aku dengan St. Misbah seperti kau mengumplkan Nabi Yusuf dan
St. Zulaikha.. "
" Amiiin.. " sahut St. Misbah pula dan seterusnya

Selesai sholat mereka pun makan malam tak sengaja Abdullah menatap St. Misbah, dan St. Misbah pun menatap Abdullah, pandangan mereka bertemu, Laksana api yang di siram bensin Api cinta pun berkobar lagi di sana Abdullah dan St. Misbah pun makan malam St. Misbah sebagai tuan rumah yang baik, yang berpendidikan tidak mau jauh-jauh menaruh tempat nasi dari piring Abdullah Teladan.  Saling melirik pun tidak bisa dihindarkan sudah lama Abdullah tidak melihat wajah cantik St. Misbah hati Abdullah tidak karuan sampai-sampai mau mengambil ikan malah mengambil sendok.

Tidak lama terdengarlah Adzan Isya berkumandang mereka pun kembali menunaikan sholat Isya berjama 'ah.. .selesai sholat mereka pun berdo'a yang di pimpin oleh Abdullah, Salah satu do'anya sama dengan do' anya ketika sholat maghrib tadi.

Diceritakan H . Saleh dan H .Rahmah sudah menyeberangi sungai Martapura menaiki sebuah lanting sampai di pelabuhan seberang H. Saleh pun bicara pada istrinya.
H. Saleh : "Hj .Rahmah istriku, Ibu naik saja kedaratan, Saya akan kembali ke rumah  mengawasi apa yang dilakukan Abdullah dan Misbah malam ini. .Apabila Abdullah macam-macam, maka habis ku tebang batang tubuh Abdullah malam ini."

Maka berangkatlah H. Saleh kembali ke Kampung Melayu , Kampung Keramat rumahnya berada. Sedangkan Abdullah dan St .Misbah sudah bersiap untuk tidur di kamar mereka masing-masing. Abdullah pun merebahkan tubuhnya di kasur yang dulu menjadi tempat tidurnya selama 10 tahun ..tidak ada yang berubah di kamar itu sama seperti dulu.

Dikisahkan H . Saleh pun sampai di depan rumahnya, dia perhatikan begitu tenang keadaan di sana. H. Saleh pun ingin memastikan apa yang terjadi di dalam rumahnya itu..H . Saleh pun masuk ke bawah kolong rumahnya, rumah H . Saleh itu lantainya tinggi sekitar 2 meter dari tanah maka dengan leluasa H . Saleh masuk kesana ..H . Saleh berhenti tepat di bawah kamar Abdullah dan St. Misbah. H. Saleh pun memasang telinga baik-baik. Jam 10 malam dia dengarkan masih sunyi, jam 11 hening, Jam 12 senyap
" Jangan-jangan mereka sudah benar-benar tidur.. " gumam
H. Saleh dalam hati nyamuk sudah tidak terkira lagi menggigitnya.. .bila ada suara gemertak di dalam kamar, cepat-cepat H. Saleh mengangkat telinganya, tapi setelah itu hening lagi.

Diceritakan :
St. Misbah dan Abdullah tidak bisa tidur, St. Misbah masih penasaran dengan do'a Abdullah Teladan setelah selesai sholat tadi, do'a itu masih terngiang 2 di telinganya, dia pun berfikir apakah Abdullah benar-benar menginginkan itu terjadi. Sekitar jam 1 malam, Abdullah Teladan pun gelisah duduk salah , berdiripun salah, tengkurap, telentang , miring kiri miring kanan.. tapi hatinya tetap tak tenang.  St. Misbah mengetahui hal itu sebagai tuan rumah yang baik akhirnya St. Misbah mencoba menanyakannya kepada Abdullah.

St. Misbah : " apakah kakak Abdullah belum tidur. .?"
H. Saleh yang mendengar itu pun cepat-cepat memasang telinga.
" Nah..ini yang ku tunggu-tunggu" gumam H. Saleh dalam hati
Abdullah pun menjawab : "Belum adikku.. aku tidak bisa tidur.. ?"
St. Misbah : " kenapa ka. .? Apakah Banyak nyamuk. .?"
Abdullah : " Tidak dik. .!??
St. Misbah: " Atau kasurnya yang kurang empuk ya ka. .??
Abdullah : " Bukan juga dik. ."
St. Misbah: " Lalu apa gerangan yang membuat kakak
ku Abdullah begitu gelisah ..?"
Abdullah : "Begini, Asal kamu tau dik. ..tadi siang sebelum berangkat kesini, 3 kali aku bercermin tapi ku lihat serasa hilang bayang 2ku ...terus aku keluar pondok serasa gelap pandanganku, aku pun mencoba untuk berbaring, tapi yang kurasakan serasa berbaring di atas rebung yang gatal luar biasa .. .mungkin itu pertanda aku akan mati wahai adikku misbah ..?!?

Mendengar Abdullah mengatakan mau mati, hati St. Misbah pun menjadi limbung , tidak terasa air mata menetes di pipinya.
St. Misbah: " Kakak Jangan bicara seperti itu. .." katanya sambil terbata
Abdullah : "Malam ini aku akan kuyak pisang adikku, buka kulit tampak isi, akan ku buka tabir rahasia hatiku yang selama ini ku pendam wahai adikku St. Misbah. ."

Mendengar itu, hati St. Misbah pun deg-degkan, apa sebenarnya yang ingin di sampaikan oleh Abdullah ..sungguh berharap-harap cemas.
H. Saleh yang di bawah kolong rumah pun semakin semangat dan bergumam dalam hati : " Ini dia, permainan segera di mulai . .".
Abdullah pun melanjutkan perkataannya : " Jikalau cinta ini berbalas maka syukur Alhamdulillah aku sangat bahagia dan apabila ternyata cintaku bertepuk sebelah tangan mungkin besok aku akan mati.
" Aku berpesan padamu wahai adikku St. Misbah
" Apabila ternyata besok aku mati, maka kuburkanlah aku di tempat dimana kamu sering melewati dan melihatnya, Tuliskan di batu nisanku " ABDULLAH TELADAN" besar-besar supaya apabila kamu lewat, kamu akan melihat dan ingat bahwa itulah makam orang yang mencintaimu sampai mati.. "

Tangis St. Misbah pun tak tertahan lagi mendengar itu, antara tangis bahagia karena Abdullah juga mencintainya, dan tangis takut kehilangan Abdullah Teladan pujaan hatinya.
St. Misbah :Kakak jangan berkata seperti itu kak, semua akan baik-baik saja.
" Mulai malam ini aku bersumpah Kak.." aku haramkan batang tubuh ku disentuh oleh laki-laki lain, selain Abdullah Teladan ..." dan Abdullah pun bersumpah demikian juga.

H. Saleh sudah mengetahui semuanya dan tidak terasa waktu sudah menjelang sholat. subuh. Cepat-cepat H. Saleh keluar dari bawah rumah takut ketahuan Abdullah dan St .Misbah. H. Saleh
pun kembali ke Martapura menjemput istrinya .

Dikisahkan :
H. Saleh kembali menjemput istrinya di Martapura ..tiba disana H . Saleh terkejut melihat istrinya tidur di lanting , ia pun membangunkannya.
H. Saleh : "Bu Bangun ..kenapa Ibu tidur di sini ? Tidak naik ke daratan. ."
Hj. Rahmah:" Saya menunggu Bapak disini saja tidak kemana-mana .. Bagaimana Anak kita Pak"
H. Saleh :"Gila Bu.. "
Hj. Rahmah:" Siapa yang gila Pak..kenapa anak kita . .?" tanyanya dengan nada panik
H. Saleh : "Sama-sama gila Bu.. St. Misbah gila, Abdullah gila, tergila gila di mabuk asmara.. "
Setelah semua diceritakan Hj.Rahmah pun mengerti apa yang terjadi H. Saleh dan Hj.Rahmah pun pulang menuju kampung keramat, Kampung Melayu Martapura.

Singkat Cerita :
Abdullah dan St. Misbah pun di setujui oleh orang tuanya untuk menjalin hubungan. Pada suatu hari Raudah ibu Abdullah mendapat sepucuk surat dari Malaysia, dari seseorang yang dititipinya tanah warisan Alm. Ayah Abdullah. Disurat itu diberitahukan bahwa tanah mereka telah laku terjual mahal, Raudah dan Abdullah kini menjadi orang kaya mereka pun sangat bahagia sekali membaca surat itu. keluarga H. Saleh pun sangat terharu mendengar berita itu, karena sudah terlalu lama Abdullah dan ibunya menderita kesusahan. Maka Abdullah pun berniat berangkat ke Malaysia mengambil harta warisan itu, dia hanya berangkat seorang diri sehari sebelum keberangkatannya dia pun berpamitan kepada keluarga H. Saleh yakni calon mertuanya karena setelah pulang dari Malaysia, Abdullah dan St. Misbah berencana Menikah.

Air mata St. Misbah sudah tidak terbendung lagi melepas kepergian sang pujaan hatinya. Dia berpesan pada Abdullah agar selalu mengirim surat selama di Malaysia. Abdullah pun berangkat seorang diri ke Malaysia.

Singkat Cerita :
Hari berganti Minggu , Minggu berganti bulan, bulan berganti tahun ..tidak ada kabar dari  Abdullah , hingga bertahun tahun tak sepucuk surat pun yang di terima St. Misbah. St. Misbah sangat sedih sekali..setiap hari hanya menangis menyebut nama Abdullah

Diceritakan:
Di Malaysia pada saat itu terjadi pemberontakan, zamannya perompak. .Nama Abdullah teladan sangat di incar, karena dia orang yang kaya. Abdullah hanya bersembunyi hingga tak bisa mengirm surat kepada St. Misbah dan Ibunya.

Diceritakan di Martapura, H. Saleh kedatangan seorang tamu, seorang tuan guru yakni teman karibnya sendiri, teman senasib sepenanggungan setelah panjang lebar ia pun mengutarakan maksudnya. .beliau mempunyai seorang anak laki-laki bernama Tamsil , yang rencananya akan di jodohkan dengan St. Misbah.
Walaupun teman karibnya sendiri ..H. Saleh tidak berani mengambil keputusan sebelum berunding dengan anak dan istrinya ..Apalagi sekarang St. Misbah sudah mempunyai calonnya yaitu Abdullah Teladan, walaupun sampai sekarang tidak ada kabarnya.

Singkat cerita:
H. Saleh pun menceritakn kepada H .Rahmah tentang lamaran itu tapi bagaimana caranya bicara pada St. Misbah. Suatu hari diceritakan lah pada St. Misbah tentang lamaran itu.. dan juga mengenai Abdullah yang sudah bertahun tahun tidak ada kabarnya mungkin Abdullah sudah mati di bunuh perompak.. St. Misbah sangat sedih sekali kenapa Abdullah tidak pernah mengirim surat padanya, atau memang Abdullah sudah mati.. tak ada satu haripun yang di lalui St. Misbah tanpa meneteskan air mata.

Seribu pertimbangan sudah di pikirkan oleh St. Misbah. ..Sebagai anak yang berbakti dia tidak ingin mengecewakan orang tuanya , akhirnya St. Misbah pun menyetujui lamaran itu .Undangan pernikahan pun disebar, hingga Raudah Ibu Abdullah pun mendapat undangan itu hatinyasangat terpukul membaca undangan itu, dia membayangkan apa yang akan terjadi pada Abdullah anaknya jika mengetahui hal ini, sungguh terasa menyakitkan bagi raudah membayangkan itu.
Hingga tibalah hari pernikahan St .Misbah dengan Tamsil ..pestanya pun sangat meriah. Tabuhan gendang hadrah terdengar sampai ke pondok Raudah, oh sungguh sangat pilu hatinya. Semua undangan hadir di pesta itu, dari kejauhan terlihat seorang pemuda berjalan memakai jas hitam, membawa 2 buah koper yang tidak lain adalah Abdullah Teladan.

Abdullah Penasaran ada pesta apa di kampung itu akhirnya ia pun bertanya kepada seseorang Abdullah :Ada pesta apa ya Pak sehingga sangat ramai.. .??
Seseorang :" Masa ' kamu tidak tahu , hari ini kan pesta pernikahannya St. Misbah .."
Abdullah pun terkejut, hatinya berdebar , tapi dia kurang yakin
Abdullah :" St. Misbah yang mana Pak?
Seseorang :" St. Misbah anaknya H. Saleh . ."
Setelah mendengar itu tiba-tiba saja pandangnya menjadi gelap, tubuhnya limbung dan akhirnya tersungkur di tanah  Abdullah pingsan. Abdullah pun di gotong oleh warga ke gubuk Ibunya, Ibunya yang mendengar kedatangan Abdullah sangat terkejut karena semua orang mengiranya sudah mati ibunya pun semakin merasakan sesak didadanya membayangkan kesedihan Anaknya,
ibunya pun meninggal sebelum bertemu Abdullah. Abdullah sampai di gubuk pun tersadar, dia heran kenapa banyak orang di situ .. Sungguh keperihan yang tidak bisa di bayangkan setelah mengetahui ibunya telah meninggal.

Ibunya pun di makamkan pada hari itu. .Kedatangan Abdullah ternyata sampai ketelinga St. Misbah, St. Misbah hanya menangis mengetahui itu.

Tibalah disaat malam pertama St .Misbah dengan suaminya yang bernama M.Tamsil, Sebagai wanita sholehah walaupun tidak di dasari cinta, ia ingin berbakti dengan suaminya maka di tanggalkanlah semua pakaiannya hingga tidak ada sehelai benangpun menempel di tubuhnya, kemudian dia berbaring di ranjang pengantin menunggu suaminya.

Tidak lama suaminya pun masuk kamar dan tersenyum melihatnya. Tapi suaminya heran kenapa ada 2 guling yang membatasi antara bantalnya dengan bantal St. Misbah. Suaminya pun bertanya kenapa jadi seperti itu ..? Akhirnya St. Misbah pun menceritakan tentang sumpahnya bersama Abdullah Teladan , bahwa tidak akan rela tubuhnya di sentuh laki laki kecuali oleh Abdullah.
St. Misbah minta izin pada suaminya menemui Abdullah untuk mencabut sumpah itu.
Tamsil :" Ku izinkan engkau menemui Abdullah Teladan dengan syarat, apabila di pondok Abdullah ada 5 anak tangga maka ku izinkan engkau hanya menaiki 2 anak tangga saja, begitupun sebaliknya yang berlaku pada Abdullah. ."
St. Misbah pun setuju dengan syarat itu akhirnya dia berangkat menuju gubuk Abdullah di tengah malam.

Diceritakan Abdullah Teladan digubuknya, berbaring memandang empat sudut kelambu, hatinya terpukul dan sudah tidak ada semangat hidup lagi dia memikirkan apa yang dilakukan St. Misbah bersama suaminya malam ini. Di tengah kegalauannya tiba-tiba dia mendengar suara jejak kaki menuju ke gubuknya.
Abdullah bergumam : "Sepertinya aku tau suara ini, seperti suara jejak St. Misbah ...jangan jangan ???? dan tidak lama setelah itu.
" Assalamu'alaikum" terdengar suara lembut memberi salam.
" Wa' alaikum salam" Abdullah menjawab.

Abdullah tau suaru itu adalah suara St. Misbah, dia pun langsung melompat keluar hingga putus tali kelambu dan dia tergulung didalamnya. Abdullah pun keluar menemui pujaan hatinya.
Abdullah :"Aku sangat merindukanmu wahai St. Misbah. ." Abdullah hendak turun dari pondoknya itu, tapi segera di cegah oleh St .Misbah.
St Misbah: "Berhenti di situ saja kak Abdullah , Aku mendapat izin dari suamiku hanya menaiki 2 anak tangga saja, dan kakak hanya boleh menuruni 2 anak tangga pula.. "
St. Misbah pun terus berkata " Kemana saja kakak selama ini, kenapa tidak pernah memberi kabar, kenapa tidak pernah mengirm surat padaku , sehingga semua orang di sini mengira kakak sudah mati??? Setiap hari aku mengharapkan kedatanganmu "

St. Misbah menangis terisak isak
Abdullah :"Wahai St. Misbah, jangankan aku sampai berjalan mau mengirim surat. .mendengar namaku pun para perompak sudah siap membunuhku..di sana pun aku di beritakan sudah mati sehingga aku bisa pulang kesini.
" tapi ternyata yang kutemui hanya menyaksikan ibuku meninggal dan kekasihku bersanding dengan orang lain .. "

Abdullah tak mampu menahan air matanya, karenabegitu sakit yang di rasakannya. Tangisan St. Misbah pun semakin menjadi. St. Misbah: "Kini semua sudah terlambat kak, aku sudah menjadi hak orang lain kita harus mencabut sumpah kita dulu.. ."

Tangisan Abdullah pun semakin menjadi.
Abdullah :"Wahai St. Misbah , Aku lebih baik mati berkalang tanah daripada melihat kamu bahagia dengan orang lain .."
Selesai mengatakan itu nafasnya terasa sesak tiba-tiba saja tubuh Abdullah tersungkur St. Misbah pun terkejut melihat itu dia coba membangunkannya. tapi sayang Abdullah sudah tidak bernyawa lagi, Abdullah meninggal St. Misbah pun histeris , dia tidak sanggup menahan derita ini. Sehingga diriwayatkan dalam kisah ini, saat tetesan air mata Abdullah bertemu dengan tetesan air mata St. Misbah maka saat itu pula nyawa St. Misbah pun di jemput dan hingga akhirnya cinta mereka pun terkubur sampai mati .."

Selesai