Brigadir Jenderal Purnawirawan TNI AD Zagloelsyah HA
Posted: Rabu, 05 September 2012 by Rusman Effendi in
0
Lahir 12 September 1927 di Banjarmasin, dengan nama Akbar Zagloelsyah Raden
Adipati Danoeraja, dia merupakan seorang keturunan raja Kerajaan Banjar
bergelar Pangeran Bagus Laxmi Indahpermana Indrasasti. Mengawali karir
militernya di medan
perjuangan sejak tahun 1947
Sebagai tetuha masyarakat Banjar,
dia adalah sosok yang berhasil. Selain di militer, dia merupakan sosok seniman
yang patut dihargai, khususnya oleh masyarakat dari tanah leluhurnya. Dalam
dunia berkesenian, dia lebih dikenal dengan nama Sam Saroza. Nama ini lekat
dengan nama-nama besar dalam dunia seni musik tanah air, seperti Ismail
Marzuki, Bing Slamet, Iskandar dan Sudharnoto.
Di karir militernya, lelaki
berdarah Amuntai, Hulu Sungai Utara (HSU) ini sejak zaman perjuangan sudah
berkiprah di pusat pemerintahan negeri ini, Jakarta . Di masa mudanya, dia aktif dalam
bidang kemiliteran.Karir di medan
perjuangan dimulainya sejak tahun 1947. Berpangkat Letnan I, dia dipercaya
sebagai Komandan Batalyon ALRI Divisi IV Kalimantan, berkedudukan di Martapura
dan Pelaihari. Dalam sejarahnya, pada 1 November 1949, ALRI Divisi IV
Kalimantan dilikuidasi menjadi Kesatuan Angkatan Darat Divisi Lambung Mangkurat
dengan panglimanya Letnan Kolonel Hasan Basry.
Berselang satu tahun sejak
likuidasi itu, Zagloelsyah yang kala itu berpangkat Letnan I pindah ke Banjarmasin , tepatnya
pada tahun 1950, dengan jabatan Kepala Staf Komando Basis di Banjarmasin.
Setahun kemudian, tahun 1951, Letnan I Zagloelsyah dipromosikan ke Jakarta dengan pangkat
Kapten, dan selanjutnya dipercaya menjabat Paban I Markas Angkatan Darat
(MABAD) di tahun 1954. Dia pernah pula menjabat sebagai Asisten I CADUAD dalam
operasi perebutan Irian Barat (Trikora)) tahun 1961.
Kemudian, terhitung sejak 1
Januari 1965, Mayor TNI AD Zagloelsyah menduduki jabatan Pembantu Koordinator
Bidang Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI.Setelah sempat
mengabdi di bidang sipil sejak kenaikan pangkat menjadi Letnan Kolonel pada
tahun 1967, karir militernya dilanjutkan menjadi Atase Pertahanan RI di
Pakistan. Sedangkan di tahun 1971 dengan jabatan yang sama ditugaskan di India dan pada
tahun 1973 sebagai Atase Pertahanan di Malaysia.
Setelah kenaikan pangkat menjadi
Kolonel pada tahun 1975, ayah dari tujuh putera ini kembali ke Jakarta dan bertugas di Kadissus Luri
Departemen Luar Negeri RI
Sosoknya yang rendah hati nampak
dikeinginannya kini. Agar semua yang telah dilakukannya, baik di bidang militer
ataupun kesenian, tidak perlu dibesar-besarkan. Satu keinginan lainnya dari dia
adalah memilik tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, kelak kala Sang Khalik
memanggilnya. Dia lebih memilih Taman Pemakaman Umum Pondok Ranggon, Jakarta
Timur, sebagai tempat peristirahatnnya yang terakhir kelak. Alasannya, dia
berasal dari rakyat dan kembali ke rakyat.
-oOo-
sumber :