Miniatur Rumah Adat Banjar

Miniatur Rumah Adat Banjar
Menerima Pesanan Pembuatan Miniatur Rumah Adat Banjar Hubungi RUSMAN EFFENDI : HP. 0852.4772.9772 Pin BB D03CD22E


Berbagi ke

Ibnu Hajar

Posted: Selasa, 29 November 2011 by Rusman Effendi in
0





Menurut buku-buku sejarah tahun sekitar 1949 sampai dengan tahun 1963 di Kalimantan selatan terjadi pemberontakan dari Kesatuan rakyat yang tertindas yang dipimpin oleh ibnu hajar, seorang mantan pejuang yang ingin lepas dari NKRI dan mendirikan Negara islam Indonesia. Karena keterbatasan sumber, maka cerita ini hanya secuil yang bisa di ungkapkan dalam sejarah. Terlepas dari predikat beliau sebagai seorang pejuang atau seorang pemberontak, ada hal yang menarik tentang sosok Ibnu Hajar……

Ibnu Hajar, dilahirkan di desa ambutun ( Kab. HSS ). Tidak ada kejelasan tahun berapa ibnu hajar dilahirkan, yang jelas ibnu hajar lahir pada masa penjajahan belanda. Orang tua ibnu hajar bapaknya asli orang ambutun, dan ibunya berasal dari suku dayak di pedalaman kalimantan tengah, tepatnya di puruk cahu. Ibnu hajar waktu kecil diberi nama “Angli” . Pada saat perjuangan melawan belanda, beliau mempunyai nama samaran, yaitu ibnu hajar. Nama samaran sering digunakan oleh para pejuang untuk mengelabui belanda, dan menyulitkan belanda dalam pelacakan. Banyak nama samaran pejuang yang sampai sekarang tetap melekat di hati masyarakat. Beberapa nama pejuang seperti H.Asmawati, Daeng Lajida, Hasnan Basuki, Danu Saputera, dan lain-lain masih harum di tengah-tengah masyarakat kalsel khususnya di kabupaten hulu sungai selatan.

Ibnu hajar waktu kecil dikenal oleh teman sebaya nya sebagai anak yang pemberani. Pada waktu kecil dia sehari-hari membantu orang tua nya bercocok tanam dan berburu ke hutan di kawasan ambutun dan telaga langsat. Oleh orang tuanya ibnu hajar juga dididik dengan keras dan disiplin, dan banyak di ajarkan ilmu keagamaan, dan konon juga ibnu hajar di ajarkan oleh ibunya ilmu dari kesaktian dari suku dayak. Ibnu hajar beranjak dewasa tumbuh menjadi anak yang alim dan pemberani.

Pada saat mulai dewasa itulah jiwa nasionalisme ibnu hajar tumbuh, dia ingin membaktikan dirinya untuk membela tanah airnya, “banua”nya dari penjajahan belanda. Akhirnya ibnu hajar bergabung dengan para pejuang, seperti hasan basry. Ibnu hajar dikenal sebagai seorang yang pintar, dia sangat menguasai taktik perang gerilya dan penguasaan medan. Dan juga dia dikenal sebagai seorang yang pemberani, selalu berada di barisan depan dalam peperangan. Hanya kekurangan beliau tidak bisa baca tulis, karena memang sejak kecil tidak diajarkan oleh kedua orang tuanya, dia hanya diajarkan ilmu keagamaan dengan tulisan dan kata arab/arab melayu.

Karena peran ibnu hajar ini sangat menyusahkan belanda, sehingga oleh pemerintah belanda pada saat itu dia termasuk tokoh pejuang yang sangat berbahaya. Karena prestasi beliau itulah maka ibnu hajar menjadi tokoh dan komandan pejuang bersama hasan basry sampai masa kemerdekaan. Banyak prestasi beliau pada saat masa perjuangan itu.

Kembali terlepas kepada polemic kenapa beliau berpaling dari NKRI, intinya adalah karena ketidakadilan terhadap para pejuang kemerdekaan khususnya yang asli “banua”, campur tangan pusat yang semena-mena. Singkat kata Ibnu hajar mengkoordinir para para pejuang yang merasa termarginalkan oleh Negara, kemudian beliau dengan anak buahnya merampok gudang senjata milik TNI dikandangan ( sekarang Yonif 621 kandangan ). Setelah merebut berbagai senjata dan amunisi, beliau dan anak buahnya lari ke pedalaman gunung meratus untuk menyusun strategi dan kekuatan.

Markas besar atau basecamp kelompok “garumbulan” pimpinan ibnu hajar ini di daerah Paramasan ( daerah di pegunungan meratus sekarang termasuk dalam kabupaten banjar yang sekarang disengketakan oleh kab. Tanah bumbu karena daerah ini kaya akan hasil tambang batu bara dan bijih besi ). Paramasan terletak strategis karena ada di jantung pegunungan meratus yang dikelilingi gunung gunung yang tinggi dan terjal, disertai jurang jurang yang dalam, sehingga sulit sekali untuk bisa sampai ke daerah sana. Dan juga daerah ini mempunyai akses mudah ke seluruh daerah di kalsel. Seperti tanah bumbu, pelaihari, martapura, rantau, kandangan dan barabai. Di daerah inilah ibnu hajar menghimpun kekuatan dan menyususn strateginya. Sebenarnya banyak juga basecamp “garumbulan” di daerah lain di penjuru daerah pegunungan meratus tetapi masih dibawah komando oleh “Mabes Paramasan”.

Kelompok KRyT atau “garumbulan” ini banyak mempunyai anggota, kira kira jumlahnya ratusan orang. disana terkumpul mantan pejuang yang beralih haluan, ada juga “bubuhan tacut yang jagau” yang tidak punya pekerjaan di kampungnya karena kemiskinan dan masih morat maritnya perekonomian NKRI pada masa itu.
Tapi ada satu mata rantai yang putus antara sosok ibnu hajar dan kelompok yang dia pimpin. Ibnu hajar dikenal sebagai sosok yang alim, berwibawa, dan mempunyai rasa social yang tinggi, tetapi bertolak belakang dengan kelompok “garumbulan”.
Kelompok “garumbulan” terkenal sangat kejam, mereka tidak segan membunuh dan membantai orang, mereka sering menculik masyarakat. Mereka sering menculik masyarakat yang kaya di desa, untuk minta tebusan. Mungkin uang tebusan ini untuk digunakan sebagai dana operasional dan logistic mereka. Kalau tidak bisa ditebus maka sandera ini akan dibunuh, baru mayatnya dibuang. Kakek saya bercerita pernah ada di daerah padang batung ada anak orang kaya disana yang diculik, “garumbulan “ minta tebusan, tapi hanya sebagian saja yang bisa dibayarkan, maka sanderanya dibunuh, kemudian di potong dua bagian, sebagian diberikan kepada orang tua sandera, sebagian nya di buang. Inilah salah satu kekejaman kelompok ini. Di daerah gunung di sekitar kandangan banyak sekali menjadi “ladang pembantaian” kelompok garumbulan. Pada zaman “garumbulan “ ini banyak masyarakat di desa yang pindah ke kota karena ketakutan.

Kakek saya menceritakan banyak tentang kesaktian ibnu hajar, beliau tahan tembak, mampu berjalan dan menyeberang di atas permukaan sungai beliau mampu menghilang.( Beliau bisa berlindung dan tidak keliatan hanya dengan berpegang pada satu daun ilalang ), beliau bisa melangkahi satu buah gunung hanya dengan satu kali loncatan, banyak lagi kesaktian yang beliau miliki……
menarik memang, apakah beliau benar benar mempunyai kelebihan seperti itu, atau cuma mitos saja. Wallahu a’lam bisshawab…
Dalam menghadapi pemberontakan Ibnu Khajar, pemerintah pusat menggunakan tokoh-tokoh kharismatik local seperti Hasan Basery (mantan komandannya Ibnu Khajar) dan Idham Khalid seorang politikus dari Nahdiatul Ulama (NU), dan ada juga dari keluarga ibnu hajar sendiri untuk mermbujuk Ibnu Khajar dan KRIyTnya agar meletakan senjata.

Pada bulan Juli 1963, mungkin karena sudah banyak para pengikut dekatnya nya yang mati, ditambah dana operasional yang tidak lagi mencukupi, akhirnya dengan bujukan ibnu hajar menyerah. Dia dibujuk supaya menyerah tapi dia tetap akan menjadi tentara, dia akan diberi kenaikan pangkat dan disekolahkan kemiliteran ke jawa.

Akhirnya ibnu hajar mau menyerah. Pada saat penyerahan diri ibnu hajar, beliau langsung disambut oleh ratusan masyarakat, dan juga dihadiri oleh gubernur dan petinggi TNI di kalsel pada saat itu, diadakan pesta besar dengan menyembelih sapi dan dibagikan serta dimakan bersama-sama masyarakat di desa longawang. Ibnu Khajar dan pengikutnya turun menyerahkan diri di Desa Ambutun kemudian terus bergerak ke desa longawang Hulu Sungai Selatan. Ibnu hajar turun dengan pakaian tentara kebanggaan nya, seragam tentara dengan atribut lengkap dengan pangkat letnan dua. Baju kebanggaan nya pada saat dia sebelum memberontak. 

Setelah itu ibnu hajar menyerah dan organisasi Kesatuan Rakyat Yang tetindas resmi dibubarkan. Ibnu hajar di bawa ke banjarmasin, dibanjarmasin beliau terus di bawa ke Jakarta, di Jakarta bukannya dimasukkan pendidikan kemiliteran, bukan pula diberikan kenaikan pangkat, tapi beliau di masukkan ke tahanan, kemudian beliau di siding atas dasar pemberontakan dengan hukuman mati. akhirnya beliau dihukum mati. Sejak saat itu tidak ada lagi berita tentang beliau, tidak tahu beliau masih hidup atau sudah mati, kalau sudah mati tidak ada juga yang tahu dimana beliau dimakamkan. Sampai detik inipun sosok ibnu hajar masih menjadi misteri……
Wallahu a’lam bisshawab………..

Sumber : http://www.facebook.com/home.php#!/notes/rusdian-noor/ibnu-hajar/1977841640719

Baca jua ini :
Ibnu Hajar dari sudut Pandang yang berbeda
Ibnu Hajar dan Stigma Pemberontak

0 komentar: