Menurut kisah cerita ini terjadi pada tahun
1973, di kampung keramat, kampung melayu
Martapura, namun belum diketahui kebenarannya.
Ada sebuah
keluarga kaya beliau bernama H. Saleh dan istrinya bernama Hj. Rahmah mereka
mempunyai anak semata wayang yang bernama St. Misbah. Pada saat itu tidak ada
yang tidak kenal dengan yang namanya H. Saleh, karena selain terkaya di sana, beliau juga seorang
Tuan guru, beliau seorang alim ulama
Di lain cerita, di Malaysia hidup seorang janda
yang di tinggal mati suaminya yaitu Raudah, mempunyai seorang anak yang bernama
Abdullah Teladan. .mendapat warisan dari almarhum ayahnya sebuah kebun yang
luas untuk bekal hidup mereka berdua. Hidup mereka serba kekurangan, tanah yang
di jual tak laku-laku Raudah memutuskan untuk berangkat ke Martapura untuk
mengadu nasib disana tanah warisanpun dititipkan kepada orang yang di
percayainya.
Singkat cerita:
Berangkatlah Raudah dan anaknya Abdullah Teladan
menuju martapura, tiba di Banjarmasin Raudah pun berkata kepada anaknya si Abdullah
yang berumur 6 tahun
Raudah : Abdullah anakku, kita sekarang hidup di
tanah orang nak jangankan keluarga, sebatang jarum pun kita tak punya maka
pandai-pandai lah kita membawa diri kita nak.
Iya Bu .." kata Abdullah
Tanpa sengaja bertemu H. Saleh disana H. Saleh
iba melihat keadaan mereka.. .mereka berdua pun di ajak oleh H. Saleh untuk
tinggal di tempatnya sambil bekerja menjaga dan merawat kebun H. Saleh yang
luas. Maka di buatkanlah sebuah gubuk di tengah kebun sekitar 1 km dibelakang
rumah H. Saleh Tidak terasa 2 tahun sudah berlalu, Abdullah Teladan pun berumur
8 tahun sudah bisa banyak untuk membantu ibunya Tercerita H. Saleh dan H
.Rahmah di rumahnya sedang ngobrol berdua.
H. Saleh : Sekarang anak kita St. Misbah sudah
berumur 6 tahun, Bapak rasa sudah cukup umurnya untuk sekolah.
H .Rahmah : Saya khawatir Pak, sanggupkah anak
kita ke sekolah dengan menyeberangi sungai Martapura yang begitu deras arusnya
..?? Hanya dengan sampan kecil.. ?
H. Saleh pun berfikir sejenak bagaimana
caranya??? .. kemudian membuka lagi pembicaraan.
H. Saleh : Begini saja Bu ... Raudah itu kan mempunyai seorang
anak laki 2 yang lebih besar dari anak kita, bagaimana kalau kita angkat
menjadi anak kita juga ..kita sekolah kan
dia untuk menemani St. Misbah . .."!?!
Sepontan
Hj .Rahmah menjawab :" Jangan Pak.
" Kenapa Bu?" H. Saleh bingung.
Hj. Rahmah : Raudah itu orang susah pak tidak
bias kita salah bicara, dia akan tersinggung apalagi kita mau mengambil
anaknya. ..!
H. Saleh :"Pokoknya Saya jamin Bu ..saya
yang akan bicara, ibu diam saja semua akan berjalan mulus.."! H. Saleh
meyakinkan.
Singkat Cerita :
Berangkatlah H . Saleh kegubuk Raudah dan
Abdullah ,
" Assalamu'alaikum" H. Saleh Memberi
salam
" Wa' alaikum salam" Ooh Pak Haji,
Jawab Raudah dan Abdullah.
" ..Maksud kedatanganku kemari ingin
mengundang kalian makan malam dirumahku, untuk mempererat tali silaturrahim.
."kata H. Saleh
" ..Terima kasih Pak Haji, suatu kehormatan
bagi kami, Insya Allah kami datang .. "jawab Raudah.
Malamnya mereka makan malam bersama ..selesai
makan, Raudah dan anaknya di ajak H. Saleh keruang tamu. H. Saleh pun membuka
pembicaraan , dia jmengutarakan semua maksud hatinya untuk mengangkat Abdullah
menjadi anak mereka.. untuk menemani St. Misbah ke sekolah dan di sekolahkan
bersama-sama.
Raudah pun sangat berterima atas maksud yang di
utarakan H. Saleh, karena jangankan untuk memasukan anak ke sekolah untuk makan
sehari-hari pun hanya mengharap pemberian H. Saleh Akhirnya disekolahkan lah Abdullah dan St
.Misbah di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, Setiap hari naik sampan
berdua menyeberang sungai Martapura.
Singkat cerita : St. Misbah menjadi seorang
wanita cantik, banyak yang tergila-gila disekolahnya setiap sore temannya silih
berganti datang ke rumahnya dengan berbagai alasan supaya bisa bertemu St.
Misbah.
H.
Saleh hanya geleng-geleng kepala, mengerti apa maksud anak-anak yang sering ke
rumahnya. Tidak terasa 10 tahun sudah berlalu , Abdullah berumur 18 tahun, dan
Misbah 16 tahun.
H
.Rahmah bicara pada H . Saleh :" Pak.. .Saya rasa sudah cukup bekal Misbah
, sekolah selama 10 tahun .."
H.
Saleh pun setuju dengan saran istrinya, akhirnya diputus lah sekolah St.
Misbah. Dengan demikian otomatis Abdullah akan berhenti sekolah juga..
Setelah 10 tahun tinggal di rumah H. Saleh ,
maka kembalilah Abdullah tinggal bersama ibunya di gubuknya.
Hari berganti minggu , minggu berganti bulan,
bulan berganti tahun lama tidak bertemu Abdullah Teladan dengan St. Misbah Setiap Ba'da Ashar St .Misbah duduk dekat
jendela, termenung, menatap ke sebuah gubuk di tengah kebun, Sambil menangis..
Setiap hari seperti itu, entah apa yang di fikirkannya ...mukanya sudah pucat
karena jarang makan. .. H. Saleh dan istrinya pun bingung kenapa anak mereka
seperti itu. .?!
H.
Saleh terdiam, kemudian berkata : ".. Saya tau
Bu ..!!
Saya ingin membuka tabir rahasia anak kita ini
Bu .."
Apa yang selama ini telah menyiksa Bathinnya.
Dikisahkan
: Yang dialami oleh Abdullah Teladan sama seperti Siti Misbah. setiap ba' da
Ashar, Abdullah teladan duduk di depan pintu, memandang jauh kedepan ke sebuah
rumah yang cukup besar, kemudian dia menangis , begitulah yang di alaminya
setiap hari.
Abdullah :
"Kenapa hatiku seperti ini.. oh St Misbah .."
Raudah
ibu Abdullah tahu apa yang tengah terjadi pada anaknya itu. ..dia pun berkata
pada Abdullah.
Raudah :
" Abdullah Anak ku ..Kita ini orang susah
Nak. .Tidak
akan mungkin Emas , intan berlian beremban tembaga. .
Abdullah :
"Tidak Bu ..Kalau benar-benar rezeki musang, tidak mungkin sampai di makan
elang .. "
Raudah
: "Jangan Nak ..Apa nanti yang akan di lakukan H. Saleh ketika tahu semua
ini..beliau sudah seperti keluarga kita sendiri , beliau sudah banyak membantu
kita hingga saat ini.. "
Abdullah
hanya terdiam Kemudian di lain cerita, H. Saleh dan H. Rahmah istrinya sibuk
memikirkan bagaimana caranya mengungkap tabir rahasia St. Misbah anak semata
wayang mereka itu. Hingga suatu hari dipanggil lah St.
Misbah oleh H. Saleh. .H. Saleh langsung memancing pembicaraan ..
H. Saleh
:Bagaimana keadaan teman-teman mu yang sering main kesini Nak , lama mereka
tidak pernah kesini lagi setelah kamu berhenti sekolah.
St. Misbah
: Alhamdllah mereka sehat Pak.
H.
Saleh ini seorang tuan guru jadi beliau juga mengerti masalah ilmu kejiwaan.
Jadi satu persatu semua keadaan temannya ditanyakan pada St. Misbah. H. Saleh
memperhatikan raut wajah anaknya, tapi tidak ada satupun di antara nama-nama
itu yang merubah raut wajah St. Misbah.
H. Saleh
pun mulai bingung apa sebenarnya yang terjadi pada anaknya yang membuatnya selalu
termenung
setiap sore. kemudian H. Saleh teringat
pada anak angkatnya, tidak lain tidak bukan yaitu Abdullah Teladan, H. Saleh
pun kemudian berkata pada St. Misbah.
"
Tolong Nak, panggilkan Abdullah Teladan kakak angkatmu. .sudah lama Bapak tidak
bertemu
dengannya
.. " Kata H. Saleh
Tanpa
bicara, pada saat itu juga St. Misbah langsung
berdiri, berlari menuju gubuk Abdullah Teladan, Selendangnya yang terjatuh pun
tidak di hiraukannya lagi H. Saleh pun terkejut melihat sikap St. Misbah.
H. Saleh
berkata pada istrinya : "Ternyata Abdullah Teladan orangnya. Malam ini
kita berangkat ke Martapura, Saya punya rencana Bu .."
H .Rahmah :
"Kenapa Pak. .? Terus rumah kita bagaimana, nanti di bobol maling.
H. Saleh :
"Kan ada
St. Misbah , rencananya ku minta Abdullah menemaninya malam ini... "
H .Rahmah
pun langsung protes ...
H
.Rahmah : "Tidak Pak, itu sama saja kita menaruh umpan di mulut
buaya..habis dimakannya anak kita .. "
H.
Saleh : Pokoknya Ibu jangsn khawatir Saya yang akan bermain, apabila Abdullah
macam-macam maka habis juga dia kubunuh malam ini , malam ini kita berangkat.
."
H .Rahmah
pun akhirnya menurut saja dengan permainan H. Saleh.
Diceritakan:
St.
Misbah yang menuju gubuk Abdullah Teladan. Pada saat itu Abdullah di dalam
gubuknya mendengar suara langkah kaki.. dia pun bergumam dalam hati
"
Sepertinya aku mengenali suara langkah ini, jangan -jangan ... ????"
Begitu gumamnya bercampur deg-degkan an.
Setapak
demi setapak, semakin lama suara langkah itu semakin dekat ...dan kemudian:
"
Assalamu'alaikum. !!" Terdengar suara lembut memberi salam jAbdullah
sangat mengenali suara itu.. siapa lagi kalau bukan ..??????
" Wa'
alaikum salam.. " sahut Abdullah dan ibunya serentak.
Bergegas
Abdullah dan ibunya keluar . Abdullah menjumpai seraut wajah cantik yang selama
ini menghantui pikirannya , sedang berdiri di depan pintu gubuknya.
Abdullah
: Oh. .ternyata Adikku St. Misbah ada apa gerangan dirimu sampai kesini
tentunya sangat penting .. ??
St. Misbah
: Betul kakak ku Abdullah, Aku kesini untuk menemui kakak, Bapak ingin bertemu
kakak sekarang juga ..!!!
Abdullah
dan Ibunya saling tatap. ..ada apa gerangan dia dipanggil
Abdullah :
Baiklah, sekarang kita berangkat.
Diceritakan
: Berangkatlah Abdullah Teladan dan
St. Misbah
menemui H. Saleh. Sesampai disana H. Saleh pun mengutarakan maksudnya. .
H.
Saleh : Abdullah ... malam ini aku dan H .Rahmah mau berangkat ke Martapura ada
undangan dan menginap disana.. St. Misbah sendirian di rumah, jadi maksudku
kamu yang menemaninya malam ini .."
Belum
sempat Abdullah menjawab perkataan itu, dengan sigap St. Misbah memotongnya.
St. Misbah
: Berapa lama Bapak menginap di sana.
??
H. Saleh :
1 malam saja. .memangnya kenapa ?
St. Misbah
: 2 atau 3 malam juga tidak apa 2 Pak, !?
Kata
St. Misbah sambil tersenyum lirih. H. Saleh pun hanya geleng-geleng kepala
mendengar perkataan anak semata wayangnya itu ...H . Saleh sangat mengerti
maksudnya.
Abdullah
: Baiklah Pak, Malam ini saya akan menemani St. Misbah, tapi saya memberitahu
Ibu saya dulu, sebelum maghrib nanti saya akan kesini lagi .. ?!
H.
Saleh : Baiklah .. beritahulah ibumu.. dan juga nanti sebelum maghrib, hewan
ternak masukkan ke kandangnya ..dan
jangan lupa pintu, jendela di kunci .. dan St.
Misbah nanti siapkan makan malam untuk kakakmu Abdullah
Abdullah +
St Misbah : Iya Pak..??
Maka
pulanglah Abdullah untuk memberitahu ibunya
Abdullah :
Bu.. H. Saleh minta nanti malam saya menemani St. Misbah di rumahnya, H. Saleh
dan H .Rahmah menginap di Martapura..
Raudah :
Iya Nak.. .tapi ingatlah anakku , jangan sampai kau nodai kepercayaan H. Saleh
. ..
Abdullah :
Saya akan selalu ingat dan jaga itu Bu ...!!
Malam ini
kesempatan saya mengungkapkan semuanya Bu. ., buka kulit nampak isi mengungkap
tabir
rahasia hatiku kepada St. Misbah .. .!!
Raudah
: Kamu jangan berfikiran yang macam-macam Nak, kita ini orang susah. .hidup pun
menumpang dengan H. Saleh.
Abdullah
: Tidak Bu. ..pokoknya malam ini Saya akan ungkapkan semuanya ... jikalau
cintaku berbalas, Alhamdulillah Saya sangat bahagia. ..tapi jikalau cintaku
bertepuk sebelah tangan , Mungkin besok saya akan mati Bu. .!!
Ibunya pun
langsung menangis mendengar ucapan anaknya itu. .dan akhirnya Abdullah pun ikut
Menangis.
Singkat
Cerita :
Setelah
ba 'da Ashar, berangkatlah Abdullah menuju rumah H. Saleh yang jaraknya kurang
lebih 1 km dari gubuk Abdullah dan Ibunya.setiba di sana, Abdullah langsung
mengumpulkan hewan ternak untuk di masukkan ke kandangnya karena hari mulai
gelap. Tidak terasa maghrib pun tiba, terdengar suara Adzan berkumandang.
Abdullah pun segera mengambil wudhu untuk menunaikan sholat maghrib.
Diceritakan
:
Abdullah
hendak melaksanakan sholat di kamar tempat iya dulu tinggl selama 10 tahun.
pada saat hendak mengangkat takbiratul ihram.
St.
Misbah menegurnya : Tidak kah sholat berjemaah itu lebih baik ..kenapa kakak
tidak berjemaah denganku.. .?? hati Abdullah pun berdegup kencang benar sekali
yang di katakan St. Misbah ..dan kapan lagi dia bisa sholat berjemaah dengan
St. Misbah kalau bukan malam ini. ..??!
Abdullah pun membatalkan takbirnya saat itu mereka hanya berdua di
rumah ..agar tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan Abdullah tetap
menjaga etika, dia sangat mengerti ilmu agama.. Kebetulan kamar mereka
bersebelahan, maka Abdullah teladan membukan pintu kamarnya dan menyuruh St. Misbah membuka pintu kamarnya juga, sholat berjamaah
pun dilakukan di kamar masing-masing tanpa harus berdekatan. Selesai sholat
Abdullah teladan berdo'a yang di ikuti oleh St. Misbah , yang salah satu do'
anya berarti :
" Yaa
Allah , kumpulkan lah aku dengan St. Misbah seperti kau mengumpulkan Adam dan
Hawa. .."
Amiiin.
." sahut St. Misbah
" Yaa
Allah , kumpulkan aku dengan St. Misbah
seperti kau mengumplkan Nabi Yusuf dan
St.
Zulaikha.. "
" Amiiin..
" sahut St. Misbah pula dan seterusnya
Selesai
sholat mereka pun makan malam tak sengaja Abdullah menatap St. Misbah, dan St.
Misbah pun menatap Abdullah, pandangan mereka bertemu, Laksana api yang di
siram bensin Api cinta pun berkobar lagi di sana Abdullah dan St. Misbah pun
makan malam St. Misbah sebagai tuan rumah yang baik, yang berpendidikan tidak
mau jauh-jauh menaruh tempat nasi dari piring Abdullah Teladan. Saling melirik pun tidak bisa dihindarkan
sudah lama Abdullah tidak melihat wajah cantik St. Misbah hati Abdullah tidak
karuan sampai-sampai mau mengambil ikan malah mengambil sendok.
Tidak
lama terdengarlah Adzan Isya berkumandang mereka pun kembali menunaikan sholat
Isya berjama 'ah.. .selesai sholat mereka pun berdo'a yang di pimpin oleh
Abdullah, Salah satu do'anya sama dengan do' anya ketika sholat maghrib tadi.
Diceritakan
H . Saleh dan H .Rahmah sudah menyeberangi sungai Martapura menaiki sebuah
lanting sampai di pelabuhan seberang H. Saleh pun bicara pada istrinya.
H.
Saleh : "Hj .Rahmah istriku, Ibu naik saja kedaratan, Saya akan kembali ke
rumah mengawasi apa yang dilakukan
Abdullah dan Misbah malam ini. .Apabila Abdullah macam-macam, maka habis ku
tebang batang tubuh Abdullah malam ini."
Maka
berangkatlah H. Saleh kembali ke Kampung Melayu , Kampung Keramat rumahnya
berada. Sedangkan Abdullah dan St .Misbah sudah bersiap untuk tidur di kamar
mereka masing-masing. Abdullah pun merebahkan tubuhnya di kasur yang dulu
menjadi tempat tidurnya selama 10 tahun ..tidak ada yang berubah di kamar itu
sama seperti dulu.
Dikisahkan
H . Saleh pun sampai di depan rumahnya, dia perhatikan begitu tenang keadaan di
sana. H. Saleh
pun ingin memastikan apa yang terjadi di dalam rumahnya itu..H . Saleh pun
masuk ke bawah kolong rumahnya, rumah H . Saleh itu lantainya tinggi sekitar 2
meter dari tanah maka dengan leluasa H . Saleh masuk kesana ..H . Saleh
berhenti tepat di bawah kamar Abdullah dan St. Misbah. H. Saleh pun memasang
telinga baik-baik. Jam 10 malam dia dengarkan masih sunyi, jam 11 hening, Jam
12 senyap
"
Jangan-jangan mereka sudah benar-benar tidur.. " gumam
H. Saleh
dalam hati nyamuk sudah tidak terkira lagi menggigitnya.. .bila ada suara
gemertak di dalam kamar, cepat-cepat H. Saleh mengangkat telinganya, tapi
setelah itu hening lagi.
Diceritakan
:
St.
Misbah dan Abdullah tidak bisa tidur, St. Misbah masih penasaran dengan do'a
Abdullah Teladan setelah selesai sholat tadi, do'a itu masih terngiang 2 di
telinganya, dia pun berfikir apakah Abdullah benar-benar menginginkan itu terjadi.
Sekitar jam 1 malam, Abdullah Teladan pun gelisah duduk salah , berdiripun
salah, tengkurap, telentang , miring kiri miring kanan.. tapi hatinya tetap tak
tenang. St. Misbah mengetahui hal itu
sebagai tuan rumah yang baik akhirnya St.
Misbah mencoba menanyakannya kepada Abdullah.
St. Misbah
: " apakah kakak Abdullah belum tidur. .?"
H. Saleh
yang mendengar itu pun cepat-cepat memasang telinga.
"
Nah..ini yang ku tunggu-tunggu" gumam H. Saleh dalam hati
Abdullah
pun menjawab : "Belum adikku.. aku tidak bisa tidur.. ?"
St. Misbah
: " kenapa ka. .? Apakah Banyak nyamuk. .?"
Abdullah :
" Tidak dik. .!??
St. Misbah:
" Atau kasurnya yang kurang empuk ya ka. .??
Abdullah :
" Bukan juga dik. ."
St. Misbah:
" Lalu apa gerangan yang membuat kakak
ku Abdullah
begitu gelisah ..?"
Abdullah
: "Begini, Asal kamu tau dik. ..tadi siang sebelum berangkat kesini, 3
kali aku bercermin tapi ku lihat serasa hilang bayang 2ku ...terus aku keluar
pondok serasa gelap pandanganku, aku pun mencoba untuk berbaring, tapi yang kurasakan
serasa berbaring di atas rebung yang gatal luar biasa .. .mungkin itu pertanda
aku akan mati wahai adikku misbah ..?!?
Mendengar
Abdullah mengatakan mau mati, hati St. Misbah pun menjadi limbung , tidak
terasa air mata menetes di pipinya.
St. Misbah:
" Kakak Jangan bicara seperti itu. .." katanya sambil terbata
Abdullah
: "Malam ini aku akan kuyak pisang adikku, buka kulit tampak isi, akan ku
buka tabir rahasia hatiku yang selama ini ku pendam wahai adikku St. Misbah.
."
Mendengar
itu, hati St. Misbah pun deg-degkan, apa sebenarnya yang ingin di sampaikan
oleh Abdullah ..sungguh berharap-harap cemas.
H. Saleh
yang di bawah kolong rumah pun semakin semangat dan bergumam dalam hati :
" Ini dia, permainan segera di mulai . .".
Abdullah
pun melanjutkan perkataannya : " Jikalau cinta ini berbalas maka syukur
Alhamdulillah aku sangat bahagia dan apabila ternyata cintaku bertepuk sebelah
tangan mungkin besok aku akan mati.
" Aku
berpesan padamu wahai adikku St. Misbah
"
Apabila ternyata besok aku mati, maka kuburkanlah aku di tempat dimana kamu
sering melewati dan melihatnya, Tuliskan di batu nisanku " ABDULLAH
TELADAN" besar-besar supaya apabila kamu lewat, kamu akan melihat dan
ingat bahwa itulah makam orang yang mencintaimu sampai mati.. "
Tangis
St. Misbah pun tak tertahan lagi mendengar itu, antara tangis bahagia karena
Abdullah juga mencintainya, dan tangis takut kehilangan Abdullah Teladan pujaan
hatinya.
St. Misbah
:Kakak jangan berkata seperti itu kak, semua akan baik-baik saja.
"
Mulai malam ini aku bersumpah Kak.." aku haramkan batang tubuh ku disentuh
oleh laki-laki lain, selain Abdullah Teladan ..." dan Abdullah pun
bersumpah demikian juga.
H.
Saleh sudah mengetahui semuanya dan tidak terasa waktu sudah menjelang sholat.
subuh. Cepat-cepat H. Saleh keluar dari bawah rumah takut ketahuan Abdullah dan
St .Misbah. H. Saleh
pun kembali
ke Martapura menjemput istrinya .
Dikisahkan
:
H.
Saleh kembali menjemput istrinya di Martapura ..tiba disana H . Saleh terkejut
melihat istrinya tidur di lanting , ia pun membangunkannya.
H. Saleh :
"Bu Bangun ..kenapa Ibu tidur di sini ? Tidak naik ke daratan. ."
Hj.
Rahmah:" Saya menunggu Bapak disini saja tidak kemana-mana .. Bagaimana
Anak kita Pak"
H. Saleh
:"Gila Bu.. "
Hj.
Rahmah:" Siapa yang gila Pak..kenapa anak kita . .?" tanyanya dengan
nada panik
H. Saleh :
"Sama-sama gila Bu.. St. Misbah gila, Abdullah gila, tergila gila di mabuk
asmara.. "
Setelah
semua diceritakan Hj.Rahmah pun mengerti apa yang terjadi H. Saleh dan
Hj.Rahmah pun pulang menuju kampung keramat, Kampung Melayu Martapura.
Singkat
Cerita :
Abdullah
dan St. Misbah pun di setujui oleh orang tuanya untuk menjalin hubungan. Pada
suatu hari Raudah ibu Abdullah mendapat sepucuk surat
dari Malaysia,
dari seseorang yang dititipinya tanah warisan Alm. Ayah Abdullah. Disurat itu
diberitahukan bahwa tanah mereka telah laku terjual mahal, Raudah dan Abdullah
kini menjadi orang kaya mereka pun sangat bahagia sekali membaca surat itu. keluarga H.
Saleh pun sangat terharu mendengar berita itu, karena sudah terlalu lama
Abdullah dan ibunya menderita kesusahan. Maka Abdullah pun berniat berangkat ke
Malaysia mengambil harta warisan itu, dia hanya berangkat seorang diri sehari
sebelum keberangkatannya dia pun berpamitan kepada keluarga H. Saleh yakni
calon mertuanya karena setelah pulang dari Malaysia, Abdullah dan St. Misbah
berencana Menikah.
Air
mata St. Misbah sudah tidak terbendung lagi melepas kepergian sang pujaan
hatinya. Dia berpesan pada Abdullah agar selalu mengirim surat
selama di Malaysia.
Abdullah pun berangkat seorang diri ke Malaysia.
Singkat
Cerita :
Hari
berganti Minggu , Minggu berganti bulan, bulan berganti tahun ..tidak ada kabar
dari Abdullah , hingga bertahun tahun
tak sepucuk surat
pun yang di terima St. Misbah. St. Misbah sangat sedih sekali..setiap hari
hanya menangis menyebut nama Abdullah
Diceritakan:
Di
Malaysia pada saat itu terjadi pemberontakan, zamannya perompak. .Nama Abdullah
teladan sangat di incar, karena dia orang yang kaya. Abdullah hanya bersembunyi
hingga tak bisa mengirm surat kepada St. Misbah dan Ibunya.
Diceritakan
di Martapura, H. Saleh kedatangan seorang tamu, seorang tuan guru yakni teman
karibnya sendiri, teman senasib sepenanggungan setelah panjang lebar ia pun
mengutarakan maksudnya. .beliau mempunyai seorang anak laki-laki bernama Tamsil
, yang rencananya akan di jodohkan dengan St. Misbah.
Walaupun
teman karibnya sendiri ..H. Saleh tidak berani mengambil keputusan sebelum
berunding dengan anak dan istrinya ..Apalagi sekarang St.
Misbah sudah mempunyai calonnya yaitu Abdullah Teladan, walaupun sampai
sekarang tidak ada kabarnya.
Singkat
cerita:
H.
Saleh pun menceritakn kepada H .Rahmah tentang lamaran itu tapi bagaimana
caranya bicara pada St. Misbah. Suatu hari diceritakan lah pada St. Misbah
tentang lamaran itu.. dan juga mengenai Abdullah yang sudah bertahun tahun
tidak ada kabarnya mungkin Abdullah sudah mati di bunuh perompak.. St. Misbah
sangat sedih sekali kenapa Abdullah tidak pernah mengirim surat padanya, atau memang Abdullah sudah
mati.. tak ada satu haripun yang di lalui St. Misbah tanpa meneteskan air mata.
Seribu
pertimbangan sudah di pikirkan oleh St. Misbah. ..Sebagai anak yang berbakti
dia tidak ingin mengecewakan orang tuanya , akhirnya St. Misbah pun menyetujui
lamaran itu .Undangan pernikahan pun disebar, hingga Raudah Ibu Abdullah pun
mendapat undangan itu hatinyasangat terpukul membaca undangan itu, dia
membayangkan apa yang akan terjadi pada Abdullah anaknya jika mengetahui hal
ini, sungguh terasa menyakitkan bagi raudah membayangkan itu.
Hingga
tibalah hari pernikahan St .Misbah dengan Tamsil ..pestanya pun sangat meriah.
Tabuhan gendang hadrah terdengar sampai ke pondok Raudah, oh sungguh sangat
pilu hatinya. Semua undangan hadir di pesta itu, dari kejauhan terlihat seorang
pemuda berjalan memakai jas hitam, membawa 2 buah koper yang tidak lain adalah
Abdullah Teladan.
Abdullah
Penasaran ada pesta apa di kampung itu akhirnya ia pun bertanya kepada
seseorang Abdullah :Ada
pesta apa ya Pak sehingga sangat ramai.. .??
Seseorang
:" Masa ' kamu tidak tahu , hari ini kan pesta pernikahannya St. Misbah .."
Abdullah
pun terkejut, hatinya berdebar , tapi dia kurang yakin
Abdullah
:" St. Misbah yang mana Pak?
Seseorang
:" St. Misbah anaknya H. Saleh . ."
Setelah
mendengar itu tiba-tiba saja pandangnya menjadi gelap, tubuhnya limbung dan
akhirnya tersungkur di tanah Abdullah
pingsan. Abdullah pun di gotong oleh warga ke gubuk Ibunya, Ibunya yang
mendengar kedatangan Abdullah sangat terkejut karena semua orang mengiranya
sudah mati ibunya pun semakin merasakan sesak didadanya membayangkan kesedihan
Anaknya,
ibunya
pun meninggal sebelum bertemu Abdullah. Abdullah sampai di gubuk pun tersadar,
dia heran kenapa banyak orang di situ .. Sungguh keperihan yang tidak bisa di
bayangkan setelah mengetahui ibunya telah meninggal.
Ibunya
pun di makamkan pada hari itu. .Kedatangan Abdullah ternyata sampai ketelinga
St. Misbah, St. Misbah hanya menangis mengetahui itu.
Tibalah
disaat malam pertama St .Misbah dengan suaminya yang bernama M.Tamsil, Sebagai
wanita sholehah walaupun tidak di dasari cinta, ia ingin berbakti dengan
suaminya maka di tanggalkanlah semua pakaiannya hingga tidak ada sehelai
benangpun menempel di tubuhnya, kemudian dia berbaring di ranjang pengantin
menunggu suaminya.
Tidak
lama suaminya pun masuk kamar dan tersenyum melihatnya. Tapi suaminya heran
kenapa ada 2 guling yang membatasi antara bantalnya dengan bantal St. Misbah.
Suaminya pun bertanya kenapa jadi seperti itu ..? Akhirnya St. Misbah pun
menceritakan tentang sumpahnya bersama Abdullah Teladan , bahwa tidak akan rela
tubuhnya di sentuh laki laki kecuali oleh Abdullah.
St. Misbah
minta izin pada suaminya menemui Abdullah untuk mencabut sumpah itu.
Tamsil
:" Ku izinkan engkau menemui Abdullah Teladan dengan syarat, apabila di pondok
Abdullah ada 5 anak tangga maka ku izinkan engkau hanya menaiki 2 anak tangga
saja, begitupun sebaliknya yang berlaku pada Abdullah. ."
St.
Misbah pun setuju dengan syarat itu akhirnya dia berangkat menuju gubuk
Abdullah di tengah malam.
Diceritakan
Abdullah Teladan digubuknya, berbaring memandang empat sudut kelambu, hatinya
terpukul dan sudah tidak ada semangat hidup lagi dia memikirkan apa yang
dilakukan St. Misbah bersama suaminya malam ini. Di tengah kegalauannya
tiba-tiba dia mendengar suara jejak kaki menuju ke gubuknya.
Abdullah
bergumam : "Sepertinya aku tau suara ini, seperti suara jejak St. Misbah
...jangan jangan ???? dan tidak lama setelah itu.
"
Assalamu'alaikum" terdengar suara lembut memberi salam.
" Wa'
alaikum salam" Abdullah menjawab.
Abdullah
tau suaru itu adalah suara St. Misbah, dia pun langsung melompat keluar hingga
putus tali kelambu dan dia tergulung didalamnya. Abdullah pun keluar menemui
pujaan hatinya.
Abdullah
:"Aku sangat merindukanmu wahai St. Misbah. ." Abdullah hendak turun
dari pondoknya itu, tapi segera di cegah oleh St .Misbah.
St
Misbah: "Berhenti di situ saja kak Abdullah , Aku mendapat izin dari
suamiku hanya menaiki 2 anak tangga saja, dan kakak hanya boleh menuruni 2 anak
tangga pula.. "
St.
Misbah pun terus berkata " Kemana saja kakak selama ini, kenapa tidak
pernah memberi kabar, kenapa tidak pernah mengirm surat padaku , sehingga semua orang di sini
mengira kakak sudah mati??? Setiap hari aku mengharapkan kedatanganmu "
St. Misbah
menangis terisak isak
Abdullah
:"Wahai St. Misbah, jangankan aku sampai berjalan mau mengirim surat. .mendengar namaku
pun para perompak sudah siap membunuhku..di sana pun aku di beritakan sudah mati sehingga
aku bisa pulang kesini.
"
tapi ternyata yang kutemui hanya menyaksikan ibuku meninggal dan kekasihku
bersanding dengan orang lain .. "
Abdullah
tak mampu menahan air matanya, karenabegitu sakit yang di rasakannya. Tangisan
St. Misbah pun semakin menjadi. St. Misbah: "Kini semua sudah terlambat
kak, aku sudah menjadi hak orang lain kita harus mencabut sumpah kita dulu..
."
Tangisan
Abdullah pun semakin menjadi.
Abdullah
:"Wahai St. Misbah , Aku lebih baik mati berkalang tanah daripada melihat
kamu bahagia dengan orang lain .."
Selesai
mengatakan itu nafasnya terasa sesak tiba-tiba saja tubuh Abdullah tersungkur
St. Misbah pun terkejut melihat itu dia coba membangunkannya. tapi sayang
Abdullah sudah tidak bernyawa lagi, Abdullah meninggal St. Misbah pun histeris
, dia tidak sanggup menahan derita ini. Sehingga diriwayatkan dalam kisah ini,
saat tetesan air mata Abdullah bertemu dengan tetesan air mata St. Misbah maka
saat itu pula nyawa St. Misbah pun di jemput dan hingga akhirnya cinta mereka
pun terkubur sampai mati .."
“Selesai”